
Banjir Rob Mengancam Muara Angke Hingga Akhir Juni
Fenomena banjir rob di kawasan Muara Angke kembali menunjukkan intensitas tinggi, menyebabkan genangan yang berkepanjangan sejak minggu lalu. Banjir rob ini dipicu oleh fenomena Super New Moon, yang menyebabkan pasang air laut mencapai level tertinggi dan mengakibatkan meluapnya air ke area pesisir.
Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena Super New Moon terjadi saat bulan berada pada posisi terdekat dengan bumi, meningkatkan gravitasi dan menyebabkan pasang laut ekstrem. Diperkirakan, banjir rob ini akan berlangsung hingga 29 Juni 2025, menimbulkan tantangan tersendiri bagi warga dan pengelola kawasan pesisir.
Sejumlah warga mengeluhkan meningkatnya debit air yang menghambat aktivitas mereka, terutama para nelayan dan warga yang tinggal di sekitar pelabuhan Muara Angke. “Kami khawatir jika banjir ini terus berlanjut, akan mengganggu kegiatan ekonomi dan transportasi di daerah ini,” ujar salah satu warga setempat.
Pengamat lingkungan menekankan pentingnya kesiapan dan mitigasi bencana selama masa puncak pasang laut ini. “Penting untuk meningkatkan alarm peringatan dan mengembangkan solusi jangka panjang, seperti pembangunan tanggul dan pengerukan secara reguler,” ungkap Dr. Sutomo, ahli kelautan dari Universitas Indonesia.
Sementara itu, petugas pengelola kawasan pesisir setempat mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan mengikuti perkembangan informasi terkini dari BMKG. Pemerintah daerah juga telah menyiapkan tim tanggap darurat dan langkah-langkah evakuasi jika diperlukan.
Dengan kondisi ini, masyarakat diharapkan dapat tetap berhati-hati dan menjaga keamanan, serta mendukung upaya-upaya mitigasi yang sedang dilakukan untuk mengurangi dampak banjir rob yang diperkirakan akan berlangsung hingga akhir bulan ini.