menjemur-bayi-untuk-sembuhkan-penyakit-kuning-tidak-direkomendasikan

Menjemur Bayi untuk Sembuhkan Penyakit Kuning Tidak Direkomendasikan

Pantangan tradisional yang menganjurkan menjemur bayi untuk mengatasi penyakit kuning kini mulai dipertanyakan keefektifannya. Menurut dr. Rosalina Dewi Roeslani, Sp. A(K), dokter anak subspesialis neonatologi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), menjemur anak bukanlah terapi yang dianjurkan untuk menyembuhkan penyakit kuning pada bayi.

Dr. Rosalina menegaskan bahwa penanganan penyakit kuning harus dilakukan secara medis dan berdasarkan diagnosis profesional. “Penyakit kuning pada bayi disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah, yang harus ditangani dengan pengobatan yang tepat, seperti fototerapi, bukan dengan menjemur bayi di bawah sinar matahari,” ujarnya kepada media ini.

Praktik menjemur bayi sendiri dianggap berisiko, terutama jika dilakukan tanpa pengawasan medis. Selain kurang efektif, penjemuran yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi dan bahkan luka bakar akibat paparan sinar matahari langsung.

Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan, pengobatan medis tetap menjadi metode utama untuk mengatasi penyakit kuning pada bayi, dengan penanganan yang disesuaikan berdasarkan tingkat keparahan kondisi. Profesional medis menekankan pentingnya berkonsultasi langsung dengan dokter ketika bayi mengalami gejala kuning, seperti kulit dan mata yang menguning secara berlebihan.

Ahli neonatologi lain menambahkan bahwa edukasi kepada orang tua sangat penting. Mereka harus memahami bahwa penjemuran bukan solusi, melainkan mitos yang tidak berdasarkan bukti ilmiah. “Kalau bayi kuning, sebaiknya dilakukan pemeriksaan lengkap dan penanganan secara medis untuk memastikan keselamatan dan kesehatan bayi,” katanya.

Seiring berkembangnya standar medis dan edukasi kesehatan, masyarakat diimbau untuk lebih kritis dan tidak mudah terprovokasi oleh mitos lama. Menjemur bayi bisa berbahaya dan tidak menyembuhkan penyakit kuning secara efektif. Panduan medis yang tepat selalu menjadi kunci dalam penanganan kondisi ini agar bayi mendapatkan perawatan yang optimal dan aman.