gebyak-wayang-topeng-malangan-menjadi-pentas-edukasi-dan-pelestarian-seni-tradisional

Gebyak Wayang Topeng Malangan Menjadi Pentas Edukasi dan Pelestarian Seni Tradisional

Gelaran seni tradisional Gebyak Wayang Topeng Malangan kembali memukau penonton di Gedung Dewan, sekaligus menjadi ajang edukasi budaya yang memperkuat pelestarian warisan seni Indonesia. Pentas ini menampilkan pertunjukan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik masyarakat tentang kekayaan budaya daerah Malang yang kaya akan sejarah dan keunikan seni topeng.

Seniman dari komunitas lokal tampil memukau dengan membawakan berbagai adegan dalam pertunjukan berjudul “Umbul-umbul Mojopuro.” Adegan ini menceritakan kisah legenda dan nilai-nilai kehidupan yang diwariskan secara turun-temurun, menampilkan keindahan tata panggung dan keahlian memainkan topeng khas Malangan. Menurut salah satu seniman, Ramli, pertunjukan ini didedikasikan sebagai upaya melestarikan seni budaya yang mulai terkikis oleh zaman modern.

Acara ini mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat dan kalangan pelajar, yang melihat pentingnya memahami akar budaya sejak dini. Kepala Dinas Kebudayaan Malang menyampaikan, “Gebyak Wayang Topeng Malangan bukan sekadar seni pertunjukan, tetapi juga media edukasi yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai moral dan moralitas kepada generasi muda.”

Selain aspek edukasi, pertunjukan ini turut memotivasi para pelaku seni lokal untuk terus berkarya dan memperkenalkan kekayaan budaya daerah ke pentas nasional bahkan internasional. Melalui pertunjukan ini, masyarakat diajak untuk menghargai dan melestarikan warisan budaya bangsa agar tetap hidup dan relevan di era globalisasi.

Dengan keberhasilan ini, diharapkan seni topeng Malangan tidak hanya dikenal sebagai bagian dari kebudayaan lokal, tetapi juga sebagai identitas budaya Indonesia yang harus dipupuk dan dipersembahkan kepada generasi mendatang.