Strategi Transformasi Pertanian Ketapang via Brigade Pangan
Transformasi sektor pertanian di Kabupaten Ketapang semakin diperkuat melalui inisiatif Brigade Pangan yang digagas oleh Kementerian Pertanian RI. Upaya ini menjadi bagian dari langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan nasional.
Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono, menyatakan bahwa mekanisasi pertanian menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan modernisasi di sektor agribisnis. Ia menegaskan bahwa percepatan transformasi berbasis mekanisasi akan mempercepat proses produksi dan distribusi hasil pertanian, serta mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual.
“Kami optimis dengan implementasi Brigade Pangan di Ketapang mampu menjadi agen perubahan yang signifikan, baik dari segi peningkatan hasil maupun efisiensi produksi,” ujar Sudaryono dalam kunjungan kerjanya ke wilayah tersebut.
Langkah ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem pertanian yang lebih modern, sehingga petani lokal dapat bersaing secara global dan mengakses pasar yang lebih luas. Selain itu, penggunaan teknologi mekanisasi juga mendukung keberlanjutan lingkungan dan pengurangan emisi karbon dari kegiatan pertanian.
Selain di Ketapang, program ini juga akan diperluas ke daerah lain yang memiliki potensi pertanian tinggi. Pemerintah menargetkan minimal 30 persen lahan pertanian akan mengadopsi mekanisasi modern dalam beberapa tahun ke depan.
Brigade Pangan di Ketapang dinilai mampu menjadi model inovasi pengembangan pertanian berbasis teknologi di Indonesia. Petani dan pelaku usaha di sektor pertanian diharapkan dapat memanfaatkan berbagai alat mekanisasi yang tersedia untuk meningkatkan hasil dan efisiensi.
Sejalan dengan strategi ini, pemerintah juga menyediakan pelatihan dan pendampingan teknologi kepada petani agar mereka mampu mengoperasikan mesin-mesin modern secara optimal. Langkah ini menjadi bentuk komitmen dalam mendorong pertanian nasional menuju resilient dan berdaya saing tinggi.
