tingkat-perokokan-remaja-laki-laki-jakarta-capai-12-persen

Tingkat Perokokan Remaja Laki-Laki Jakarta Capai 12 Persen

Data terbaru dari Jalin Foundation mengungkapkan bahwa sebanyak 12 persen remaja laki-laki di Jakarta merupakan perokok aktif. Angka ini menunjukkan adanya tantangan serius dalam upaya pengendalian perilaku merokok di kalangan muda yang harus menjadi perhatian banyak pihak, termasuk pemerintah dan lembaga kesehatan.

Survei yang dilakukan oleh Jalin Foundation ini menyentuh berbagai aspek, mulai dari faktor sosial hingga pengaruh lingkungan sekitar terhadap kebiasaan merokok remaja laki-laki. Hasilnya, ditemukan bahwa faktor peer pressure dan ketidakpastian masa depan menjadi salah satu penyebab utama anak muda mulai mengonsumsi rokok secara aktif.

Koordinator Jalin Foundation, Andi Prasetyo, menyebutkan, “Peningkatan angka perokokan di kalangan remaja harus segera mendapatkan perhatian. Kita perlu meningkatkan edukasi tentang bahaya rokok dan mengimplementasikan regulasi yang lebih ketat agar angka ini tidak terus bertambah.”

Data ini menambah kekhawatiran akan potensi meningkatnya angka perokok di kalangan muda jika tidak ada intervensi intensif. Selain risiko kesehatan, kebiasaan merokok juga berimplikasi terhadap masa depan mereka, baik dari aspek pendidikan maupun produktivitas kerja.

Berbagai pihak mendorong adanya perbaikan dalam regulasi tentang penjualan dan promosi rokok kepada remaja. Ahli kesehatan masyarakat, Dr. Lina Sari, berpendapat, “Penguatan regulasi dan sosialisasi bahaya merokok harus menjadi prioritas utama, terutama dalam lingkungan sekolah dan komunitas anak muda.”

Dengan data ini, penting bagi semua elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam menekan angka perokokan remaja, termasuk mengedukasi mereka tentang efek jangka panjang dari kebiasaan tersebut. Upaya kolaboratif menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kehidupan sehat bagi generasi muda di Jakarta.