gubernur-jawa-tengah-dorong-penggunaan-cng-untuk-ekonomi-lebih-baik

Gubernur Jawa Tengah Dorong Penggunaan CNG untuk Ekonomi Lebih Baik

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menegaskan pentingnya adopsi bahan bakar alternatif, khususnya compressed natural gas (CNG), guna meningkatkan efisiensi biaya energi di wilayah ini. Dalam berbagai kesempatan, beliau menyatakan bahwa penggunaan CNG dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang harga fluktuatif dan cenderung meningkat.

Menurut Ahmad Luthfi, implementasi program penggunaan CNG tidak hanya akan menekan biaya operasional kendaraan dan industri, tetapi juga mendukung kelestarian lingkungan. “CNG merupakan solusi hemat dan ramah lingkungan yang tepat untuk meningkatkan daya saing ekonomi daerah,” ujarnya saat menghadiri seminar energi nasional di Semarang. Ia juga menambahkan bahwa pihaknya bekerjasama dengan berbagai stakeholder guna memperluas infrastruktur pengisian CNG demi memenuhi kebutuhan masyarakat dan pelaku usaha.

dari sisi ekonomi, penggunaan CNG terbukti lebih murah dibandingkan bahan bakar bensin maupun solar. Data dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Tengah menunjukkan bahwa biaya bahan bakar berbasis CNG dapat mencapai 30% lebih rendah, sehingga meningkatkan profitabilitas terutama bagi usaha kecil dan menengah.

Seorang pengusaha transportasi di Semarang, Arief, menyatakan dukungannya terhadap inisiatif ini. “Dengan menggunakan CNG, operasional armada kami menjadi lebih ekonomis. Selain mengurangi biaya bahan bakar, juga membantu kami menjaga keamanan pasokan energi,” ungkapnya kepada wartawan. Ini sejalan dengan koordinasi pemerintah daerah yang ingin mendorong transisi energi bersih di berbagai sektor.

Pengembangan infrastruktur CNG di wilayah Jawa Tengah juga terus dipercepat, termasuk pembangunan stasiun pengisian dan relokasi kendaraan berbahan bakar CNG. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat peralihan dari bahan bakar fosil konvensional ke energi yang lebih sustainable.

Para ahli energi menyambut positif inisiatif ini, menyebutnya sebagai langkah strategis dalam mewujudkan kota dan daerah yang ramah lingkungan sekaligus ekonomis. “Kebijakan ini tidak hanya bermanfaat untuk mengurangi biaya energi, tetapi juga menunjang upaya pengurangan emisi karbon di wilayah ini,” kata Dr. Rina Sari, pakar energi dari Universitas Gadjah Mada.