
Rusia Resmi Tolak Pembicaraan Pergantian Rezim di Iran
Kremlin secara tegas menyatakan penolakannya terhadap setiap bentuk pembicaraan yang berfokus pada pergantian rezim di Iran. Pernyataan ini menjadi respons atas meningkatnya kekhawatiran internasional mengenai stabilitas politik di kawasan Timur Tengah, sekaligus menegaskan posisi Rusia yang mendukung kestabilan dan kedaulatan Iran.
Juru bicara Kremlin menegaskan bahwa seluruh proses politik di Iran harus dihormati dan tidak boleh dipengaruhi dari luar. “Kami menganggap semua diskusi mengenai pergantian rezim di Iran sama sekali tidak dapat diterima, karena dapat mengganggu kestabilan regional dan memicu ketidakpastian global,” ujarnya dalam konferensi pers hari ini.
Kebijakan Rusia ini menimbulkan reaksi dari berbagai pihak yang mendesak agar komunitas internasional lebih memperhatikan upaya diplomatik dan solusi damai terhadap konflik geopolitik di kawasan tersebut. Ahmad Reza, analis politik dari Tehran, menyatakan, “Sikap tegas Rusia menunjukkan komitmen mereka terhadap prinsip non-intervensi dan dukungan terhadap pemerintah yang sah di Iran.”
Sementara itu, di tengah ketegangan ini, Iran terus menegaskan bahwa masa depan negara harus menjadi urusan internal tanpa campur tangan asing. Pemerintah Iran juga mengingatkan bahwa setiap upaya untuk mengganti rezim secara paksa akan berkonsekuensi serius dan merusak hubungan internasional.
Pengamat independen menilai bahwa pendirian Rusia ini bisa memperkuat posisi Tehran dalam menghadapi tekanan eksternal, sekaligus mengurangi kemungkinan intervensi dari negara-negara lain yang mendukung pergantian rezim. Sama-sama, langkah ini dipandang sebagai sinyal bahwa konflik geopolitik Timur Tengah tetap kompleks dan memerlukan pendekatan diplomatik yang hati-hati.
Menurut analis keamanan internasional, Dr. Lina Sari, “Dukungan Rusia terhadap stabilitas Iran menandai perubahan dinamika geopolitik kawasan, dan kemungkinan besar akan mempengaruhi diplomasi global di masa depan.”