
Dapur SPPG di Malang Raih Layanan Memenuhi Syarat MBG
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Anto Mukti Putranto mengumumkan bahwa dapur satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang berlokasi di Kota Malang telah memenuhi standar dan syarat untuk mendapatkan status Mendukung Bersaing Global (MBG). Keberhasilan ini menjadi tonggak penting dalam upaya meningkatkan kualitas layanan gizi masyarakat di wilayah tersebut.
Menurut Anto Mukti Putranto, standar MBG menitikberatkan pada aspek kebersihan, efisiensi, serta kualitas produk gizi yang disediakan. Dapur SPPG di Malang berhasil memenuhi seluruh aspek tersebut melalui berbagai inovasi dan peningkatan sistem pengelolaan. Menurutnya, pengakuan ini akan mendorong semangat seluruh tim dalam memperkuat komitmen terhadap standar pelayanan terbaik.
Salah satu petugas di dapur tersebut menyatakan, “Kami terus berupaya meningkatkan kualitas makanan dan kebersihan agar sesuai dengan standar nasional dan global. Pengakuan ini menjadi motivasi kami untuk tetap berinovasi dalam pelayanan gizi masyarakat.”
Direktur Dapur SPPG di Malang juga menambahkan bahwa ke depan, mereka akan memperluas kerjasama dengan berbagai lembaga kesehatan dan pemerintah daerah demi meningkatkan kualitas serta keberlanjutan layanan. Penguatan jaringan ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang lebih luas dan efisien dalam memenuhi kebutuhan gizi warga.
Penilaian standar MBG ini sendiri merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas dan pengakuan terhadap fasilitas pelayanan gizi yang mampu bersaing secara regional dan internasional. Dengan pencapaian ini, Dapur SPPG di Malang diharapkan menjadi contoh bagi fasilitas pelayanan serupa di wilayah lain, sekaligus mendorong inovasi dan kualitas pelayanan gizi nasional tetap kompetitif di tingkat global.
Sejumlah pihak mengapresiasi pencapaian ini dan menegaskan pentingnya standar tertinggi dalam pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat. “Ini menunjukkan bahwa dengan dedikasi dan inovasi, fasilitas kesehatan lokal mampu mengikuti standar internasional dan memperkuat ketahanan gizi nasional,” ujar salah satu pengamat kesehatan.