
Eks Hakim MK Bandingkan Bukti Tak Sah dengan Pohon Beracun
Eks Hakim Mahkamah Konstitusi Maruarar Siahaan menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya validitas alat bukti dalam proses peradilan. Ia menegaskan bahwa penggunaan alat bukti yang tidak sah dapat berakibat fatal terhadap keadilan dan integritas proses peradilan, seakan-akan menyebarkan racun dalam ekosistem hukum.
Dalam sebuah diskusi publik serta sidang hukum tertentu, Maruarar menegaskan bahwa alat bukti yang diperoleh secara tidak sah akan mencemari seluruh proses pengambilan keputusan. Ia mengibaratkan hal ini seperti pohon beracun yang mampu menyebarkan bahaya ke seluruh bagian ekosistem, sehingga menurunkan kualitas keadilan yang sedang diperjuangkan.
“Seperti pohon beracun yang menyebarkan racun ke seluruh lingkungan, alat bukti yang tidak sah akan mencemari proses peradilan dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum kita,” ujar Maruarar dalam wawancaranya. Ia juga menambahkan bahwa integritas dalam pengumpulan alat bukti sangat penting agar hasil sidang benar-benar sesuai dengan ketentuan dan nilai keadilan.
Pernyataan ini muncul sebagai bentuk kritik terhadap praktik penerimaan alat bukti yang tidak sesuai prosedur, yang kerap menjadi perdebatan di kalangan praktisi hukum dan penegak hukum. Maruarar menilai bahwa memperkuat standar pengamanan alat bukti harus menjadi perhatian utama agar proses peradilan berjalan secara adil dan transparan.
Pengamat hukum menyatakan bahwa pandangan Maruarar sangat relevan, mengingat seringkali permasalahan alat bukti non-sah menjadi salah satu penyebab utama terganggunya proses persidangan. Ia menekankan bahwa keberhasilan sistem peradilan tergantung pada ketelitian dan kejujuran dalam pengumpulan serta pemeriksaan alat bukti.
Di tengah isu ini, pengamat menuturkan bahwa pentingnya penerapan aturan yang ketat dalam menilai keabsahan alat bukti harus terus diperkuat. Ia berharap bahwa keluarnya pernyataan dari mantan hakim MK ini mampu meningkatkan kesadaran di kalangan aparat penegak hukum dan masyarakat umum tentang bahaya penyalahgunaan bukti tidak sah.
Dengan menegaskan bahwa alat bukti yang tidak sah bisa mencoreng hasil sidang dan merusak kepercayaan publik, Maruarar menegaskan perlunya penegakan hukum yang lebih ketat dan transparan. Ia pun mengingatkan bahwa keadilan adalah fondasi utama dalam menjaga ketertiban dan kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum nasional.