pelaku-wisata-harapkan-geopark-dieng-dukung-pengembangan-pariwisata

Peran Geopark Dieng Dalam Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia

Gunung Dieng yang terkenal dengan keindahan alamnya kini semakin dikenal sebagai geopark nasional yang mampu mendukung pengembangan industri pariwisata di Jawa Tengah. Penetapan Geopark Dieng sebagai taman bumi nasional merupakan langkah strategis untuk melestarikan kekayaan geologi, hayati, dan budaya daerah ini sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

Pelaku wisata di kawasan Dieng, terutama yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, menyambut baik pengakuan resmi ini. Mereka berharap bahwa keberadaan geopark Dieng akan menjadi daya tarik utama yang meningkatkan kunjungan wisatawan, serta memperkuat posisi Dieng sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia.

Menurut Alif Faozi, Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa, penetapan geopark memberikan manfaat besar dalam hal pengelolaan dan pelestarian kawasan. Ia menuturkan bahwa keberadaan geopark tidak hanya sebagai brand, tetapi harus diikuti oleh pengelolaan yang profesional dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Hal ini agar kekayaan budaya dan keanekaragaman hayati Dieng bisa tetap terjaga dan memberi manfaat ekonomi berkelanjutan.

Pengelolaan geopark di Dieng sekaligus menuntut penguatan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah lokal dan masyarakat setempat. Melalui konsep pengembangan berkelanjutan—yang memadukan keberagaman geologi, hayati, dan budaya—geopark mampu menjadi inovasi ekonomi sekaligus pelestarian lingkungan yang efektif.

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah ensuring keberlanjutan ekonomi dan pelestarian alam yang seimbang. Dieng pernah menjadi isu nasional terkait kerusakan lingkungan akibat aktivitas wisata dan pengelolaan sumber daya alam yang belum optimal. Oleh karena itu, strategi konservasi seperti budi daya tanaman ramah lingkungan dan pengelolaan sampah menjadi prioritas utama dalam pengembangan kawasan ini.

Selain itu, beberapa situs bersejarah di Dieng, seperti Telaga Balekambang, dalam kondisi rawan sedimentasi dan memerlukan perhatian khusus. Menjaga keberlanjutan situs-situs ini merupakan bagian dari tanggung jawab dalam mewujudkan geopark yang mampu naik ke tingkat global dan mendapatkan pengakuan UNESCO.

Dengan luas wilayah mencapai 319,36 km persegi, termasuk kawasan di Banjarnegara dan Wonosobo, geopark Dieng diharapkan mampu menjadi pusat wisata alam dan budaya yang berkelanjutan. Melalui pengembangan desa wisata berstandar internasional dan pelestarian lingkungan, geopark ini dapat menjadi contoh pengelolaan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.

Dukungan pemerintah melalui Surat Keputusan Kemen ESDM Nomor 172.K/GL.01/MEM.G/2025 adalah langkah penting untuk mewujudkan visi ini. Dengan pengelolaan yang baik dan partisipasi aktif masyarakat, geopark Dieng dapat membawa manfaat ekonomi, pendidikan, dan pelestarian lingkungan sekaligus menjadikan Dieng sebagai destinasi wisata unggulan nasional dan global.