
Trump: Iran Siap Berunding, Tak Boleh Miliki Senjata Nuklir
Pada tanggal 16 Juni, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan apresiasinya terhadap kemajuan dalam upaya pencegahan Iran mengembangkan senjata nuklir. Dalam pernyataannya, Trump menegaskan bahwa fokus utama adalah memastikan tidak ada senjata nuklir di Iran, sekaligus menyoroti bahwa Iran menunjukkan minat untuk berunding tentang program nuklirnya.
Dalam kunjungan ke KTT G7 di Kanada, Trump menyampaikan bahwa Iran secara prinsip telah siap untuk melakukan perundingan. Ia menambahkan, “Saya ingin memastikan tak ada senjata nuklir di Iran, dan kami berada di jalur yang tepat untuk mencapai itu.” Ia juga menyebutkan bahwa Iran ingin membuat kesepakatan, dan bahwa setelah KTT berakhir, Amerika Serikat akan melakukan sesuatu terkait hal tersebut.
Meski demikian, Trump tidak merinci langkah apa yang akan diambil, apakah langsung dilakukan saat itu juga atau setelah pertemuan G7 selesai. Pernyataan ini menunjukkan bahwa hubungan diplomatik dan geopolitik di Timur Tengah sedang berada dalam situasi yang cukup kompleks dan dinamis.
Ketegangan di Timur Tengah meningkat pekan lalu, setelah Israel melancarkan serangan udara terkoordinasi ke fasilitas militer dan nuklir di Iran. Iran kemudian membalas serangan tersebut dengan meluncurkan rudal, yang menyebabkan korban jiwa dan luka-luka di kedua belah pihak. Menurut laporan Israel, sedikitnya 24 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan balasan Iran. Sementara dari pihak Iran, klaim resmi menyebutkan bahwa serangan balasan menyebabkan sedikitnya 224 orang tewas dan lebih dari 1.000 luka-luka.
Upaya diplomatik dan ketegangan militer di Timur Tengah terus memanas, namun Trump tetap menegaskan bahwa solusi harus dicapai untuk mencegah proliferasi senjata nuklir di Iran. Situasi ini menjadi perhatian utama dunia karena potensi konflik besar yang dapat mempengaruhi stabilitas regional maupun global.