kowani-gandeng-menteri-perempuan-sarawak-tingkatkan-pemberdayaan-wanita

Kowani Gandeng Menteri Perempuan Sarawak Tingkatkan Pemberdayaan Wanita

Kongres Wanita Indonesia (Kowani) melakukan langkah strategis dengan menjalin kemitraan bersama Menteri Perempuan, Anak, dan Pembangunan Keluarga Sarawak untuk memperkuat peran dan pemberdayaan perempuan di kawasan Asia Tenggara. Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat jejaring dan berbagi pengalaman dalam memperjuangkan hak-hak perempuan sekaligus mendorong kemajuan gender yang inklusif.

Ketua Umum Kowani, Nanik Hadi Tjahjanto, menegaskan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah penting dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi perempuan di era modern, termasuk feminisasi kemiskinan, kekerasan berbasis gender, serta keterlibatan perempuan dalam pembangunan ekonomi dan politik. “Melalui sinergi ini, kami berharap mampu menciptakan program-program unggulan yang mampu meningkatkan kapasitas dan pemberdayaan perempuan secara konkret,” ujarnya.

Di sisi lain, Menteri Perempuan Sarawak menyampaikan bahwa kerjasama ini membuka peluang untuk memperkuat kebijakan dan program-program yang berbasis keadilan gender. “Kami percaya bahwa kolaborasi antar negara bagian dan komunitas internasional sangat penting dalam memajukan hak-hak perempuan, serta menciptakan masyarakat yang lebih setara dan berdaya,” katanya.

Forum diskusi dan pelatihan bersama yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat ini diharapkan mampu menjadi platform pengembangan kapasitas dan berbagi pengalaman kebijakan pemberdayaan perempuan yang telah diterapkan di kedua belah pihak. Kendati tantangan di lapangan cukup kompleks, namun semangat kolaboratif ini menjadi modal utama dalam mempercepat pencapaian target pembangunan berkelanjutan yang inklusif.

Sejumlah aktivis dan pengamat menyambut positif kolaborasi ini, menilai langkah tersebut sebagai momentum penting dalam memperkuat suara dan aksi perempuan di tingkat regional. Mereka berharap program-program ini dapat berkelanjutan dan memberi dampak nyata terhadap kehidupan perempuan di kawasan Asia Tenggara.