plts-terapung-tambaklorok-semarang-capai-kapasitas-561-60-kwp

PLTS Terapung Tambaklorok Semarang Capai Kapasitas 561,60 kWp

PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) terapung Tambaklorok di Semarang, Jawa Tengah, resmi beroperasi dengan kapasitas total mencapai 561,60 kWp. Pembangunan proyek ini menjadi salah satu langkah strategis dalam upaya meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan menekan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Sistem PLTS terapung yang terletak di perairan Tambaklorok ini tidak hanya menawarkan solusi inovatif dalam pemanfaatan lahan terbatas, tetapi juga memastikan efisiensi energi terkait suhu dan suhu air yang stabil di area tersebut.

Petugas PLN yang berada di sekitar lokasi mengungkapkan, “Kami optimis bahwa PLTS ini akan mampu memenuhi kebutuhan listrik di sekitar wilayah Semarang sekaligus memberikan kontribusi positif terhadap pengurangan emisi karbon,”. Keberhasilan pembangunan PLTS terapung ini turut didukung oleh teknologi terbaru yang mampu meningkatkan efisiensi panel surya, serta inovasi dalam pengelolaan sistem pondasi terapung yang tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem.

Selain menjadi berita baik dari segi energi bersih, keberadaan PLTS ini juga mendorong terjadinya peningkatan ekonomi lokal dan penciptaan lapangan kerja. “Kami berharap infrastruktur ini dapat menjadi contoh dan pendorong bagi proyek-proyek energi terbarukan lainnya di Indonesia,” ujar seorang pengembang proyek kepada wartawan. Dengan kapasitas yang cukup besar, PLTS Tambaklorok diharapkan mampu menyuplai listrik untuk ribuan rumah dan mendukung keberlanjutan kota Semarang sebagai salah satu pusat kota ramah lingkungan di Indonesia.

Masuknya PLTS terapung dalam peta energi nasional menjadi langkah penting dalam peningkatan kapasitas energi terbarukan Indonesia. Pemerintah sendiri terus mendorong pengembangan energi surya dengan berbagai insentif dan fasilitasi, agar target kapasitas energi terbarukan mencapai 23% dari bauran energi nasional pada 2025 dapat tercapai secara optimal. Keberhasilan projek ini menunjukkan bahwa inovasi dan kolaborasi dapat mempercepat transisi menuju energi bersih yang berkelanjutan.