
RSUD Kajen Ungkap Kondisi Bocah Korban Gigitan Ular
Sebuah insiden yang melibatkan seorang bocah warga Bojong, Pekalongan, kembali menarik perhatian publik setelah video viral menunjukkan kondisi korban yang kejang-kejang usai menjalani perawatan jalan pasca digigit ular. Rumor yang beredar menyebutkan bahwa bocah tersebut mengalami reaksi alergi maupun komplikasi serius, sehingga menimbulkan kekhawatiran di masyarakat.
RSUD Kajen, rumah sakit yang menangani kasus ini, memberikan klarifikasi resmi untuk menjernihkan informasi. Kepala bagian gawat darurat RSUD Kajen menyatakan bahwa pasien telah diberikan penanganan awal yang sesuai prosedur medis, termasuk pemberian antivenom dan observasi selama beberapa jam. “Setelah beberapa pantauan, kondisi pasien menunjukkan perkembangan yang baik. Namun, kami tetap melakukan pemantauan ketat karena reaksi tubuh terhadap gigitan ular bisa beragam,” ujarnya.
Peristiwa ini memperlihatkan pentingnya penanganan cepat terhadap gigitan ular berbisa di daerah rawan. Menurut dokter yang menangani, rawat jalan merupakan langkah awal yang umum dilakukan, tetapi dalam kasus tertentu, observasi di rumah sakit diperlukan untuk memastikan tidak timbul komplikasi serius. “Kejang yang dialami bisa jadi merupakan reaksi dari gigitan, tapi bukan berarti kondisi pasien tidak terkendali. Kami selalu siap jika diperlukan rawat inap untuk pengawasan lebih intensif,” tuturnya.
Dirinya juga mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap ular di sekitar lingkungan dan segera membawa korban ke fasilitas kesehatan terdekat jika terjadi gigitan. Dalam wawancara terpisah, orang tua bocah tersebut mengungkapkan rasa syukur dan harapan agar anak mereka cepat pulih. “Kami berharap kejadian ini menjadi pembelajaran agar masyarakat lebih peka dan paham langkah yang tepat saat menghadapi gigitan ular,” katanya.
Keberadaan ular berbisa yang cukup umum di daerah pekarangan meningkatkan risiko, terutama bagi anak-anak. Menanggapi insiden ini, pihak dinas kesehatan setempat akan semakin gencar melakukan sosialisasi tentang tindakan pertolongan pertama dan pencegahan gigitan ular untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
Langkah-langkah preventif seperti membersihkan lingkungan dari semak dan tong sampah yang menumpuk, serta mengedukasi anak-anak agar tidak bermain di area berisiko, menjadi fokus utama untuk mengurangi kejadian serupa. Dengan kolaborasi antar institusi dan peningkatan kesadaran masyarakat, diharapkan kasus gigitan ular dapat diminimalisasi dan penanganannya menjadi lebih optimal.