basarnas-gembleng-tim-terjun-cari-pendaki-gelandang-di-kudus

Basarnas Gembleng Tim Terjun Cari Pendaki Gelandang di Kudus

Tim SAR gabungan yang terdiri dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Pos SAR Jepara bekerja sama dengan aparat setempat tengah melakukan pencarian terhadap seorang pendaki gunung yang dilaporkan terjatuh dan mengalami keterjebakan di area pegunungan Kudus. Upaya ini dilakukan segera setelah menerima laporan dari warga setempat yang melihat kejadian tersebut.

Menurut Koordinator Basarnas Jepara, Toto Wijaya, pencarian dilakukan dengan mengerahkan personel dan peralatan lengkap termasuk pesawat helikopter untuk mempermudah akses di medan berat. “Kami prioritaskan keselamatan dan keselamatan korban adalah yang utama. Tim gabungan kami menjelajahi jalur pendakian dan area sekitar berdasarkan informasi terakhir yang didapat,” ujarnya saat ditemui di lokasi.

Proses pencarian mengalami kendala lapangan akibat kondisi medan yang cukup sulit dan cuaca yang kurang bersahabat. Meskipun demikian, tim terus berupaya maksimal dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan peta topografi untuk memperluas area pencarian. Penanggung jawab teknis pencarian, Rini, mengungkapkan, “Kami tetap optimis karena berdasarkan laporan terakhir, posisi korban diduga berada di daerah lereng curam dan tertutup semak belukar.”

Kondisi pendaki yang masih dalam proses evakuasi belum diketahui pasti. Namun, upaya penyelamatan ini mendapat dukungan penuh dari komunitas pecinta alam serta masyarakat sekitar. Mereka berharap korban dapat segera ditemukan dan diberikan pertolongan secepatnya.

Kasus pendaki terjatuh ini menambah daftar insiden di kawasan pegunungan Kudus yang selama ini terkenal dengan keindahan alamnya. Pihak berwenang mengimbau para pendaki untuk tetap waspada dan mengikuti panduan keselamatan selama melakukan pendakian.

Ribuan masyarakat dan pecinta alam turut menyemangati tim SAR melalui media sosial mereka. Seorang pendaki yang juga aktif di komunitas pecinta alam mengatakan, “Keselamatan harus selalu diutamakan, dan kita berharap komunitas dan pendaki memahami risiko yang ada.”