
Rupiah Menguat Hampir 1% Didukung Ketegangan Global Redup
Nilai tukar rupiah mengalami penguatan signifikan sebesar hampir 1% terhadap dollar AS, dipicu oleh meredanya ketegangan geopolitik yang kian menurun di berbagai belahan dunia. Penguatan ini menunjukkan adanya kepercayaan pasar yang meningkat terhadap stabilitas ekonomi Indonesia jelang kuartal kedua tahun ini.
Menurut analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, kondisi geopolitik yang mereda menjadi faktor utama yang menggerakkan sentimen positif pasar. “Dengan ketegangan global yang mulai mereda, investor kembali mempertimbangkan aset-aset berisiko, termasuk mata uang negara berkembang seperti rupiah,” ujarnya.
Secara teknis, rupiah diperkirakan akan terus menguat dalam jangka pendek, didukung oleh aliran masuk investasi asing dan penguatan harga minyak dunia serta komoditas lain yang menjadi basis ekspor Indonesia. “Kami memperkirakan bahwa rupiah akan tetap stabil di kisaran 14.600-an terhadap dollar AS, selama ketegangan global tetap mereda,” tambah Lukman.
Penguatan rupiah ini juga disambut positif oleh pelaku pasar domestik yang berharap stabilitas ekonomi dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional. Menteri Keuangan Indonesia menyatakan optimisme bahwa momentum ini dapat meningkatkan pemasukan devisa dan memperkuat fundamental ekonomi nasional.
Seiring dengan penguatan ini, analisis menunjukkan bahwa pasar keuangan Indonesia berpotensi mengalami rebound, khususnya di pasar saham dan obligasi短 一 selanjutnya. Investasi asing yang kembali masuk ke pasar modal diharapkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi jangka menengah.
Melihat tren ini, para ekonom menekankan pentingnya pengelolaan risiko dan penguatan kebijakan ekonomi makro. Mereka menyarankan agar otoritas tetap waspada terhadap gejolak global yang bisa mempengaruhi stabilitas mata uang dan perekonomian secara keseluruhan.
“Rebound rupiah ini menjadi momentum positif, namun tidak boleh lengah terhadap dinamika global yang tetap fluktuatif,” tutur seorang ekonom senior di Jakarta. Ia menambahkan bahwa stabilitas politik dan ekonomi dalam negeri harus terus dipertahankan agar penguatan ini berkelanjutan.