
Gerakan Nasional Lawan Stunting Melibatkan Pendekatan Beragam
Penyelesaian masalah stunting di Indonesia memerlukan strategi yang bervariasi dan tidak sebatas mengandalkan metode yang digunakan di ibu kota. Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) Wihaji menegaskan bahwa pendekatan harus disesuaikan dengan kondisi daerah dan kebutuhan masyarakat setempat untuk mencapai hasil optimal.
Menurut Wihaji, keberhasilan program penanggulangan stunting di luar Jakarta menunjukkan bahwa inovasi dan kolaborasi lintas sektor merupakan kunci utama. Ia menambahkan, “Kita tidak bisa hanya bergantung pada pola yang diterapkan di pusat, tetapi harus mampu menyesuaikan dengan kultur dan sumber daya yang ada di daerah.”
Berbagai daerah di Indonesia mulai mengimplementasikan program berbasis komunitas, penguatan gizi, dan peningkatan akses layanan kesehatan. Pemerintah pusat pun mendorong koordinasi yang lebih baik antara kementerian dan pemerintah daerah untuk mempercepat penurunan angka stunting.
Pengamat kesehatan masyarakat, Dr. Rini Sulastri, menilai bahwa keberagaman pendekatan memberi peluang lebih besar untuk menanggulangi permasalahan gizi buruk ini secara menyeluruh. Ia menekankan bahwa keberhasilan jangka panjang sangat bergantung pada keberlanjutan program dan partisipasi aktif masyarakat.
Wihaji menekankan pentingnya edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam setiap upaya penurunan stunting. Ia menyatakan, “Kunci utama adalah menanamkan kesadaran akan pentingnya gizi seimbang sejak dini dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam implementasi program.”
Dengan pendekatan yang disesuaikan dan kolaboratif, diharapkan angka stunting di Indonesia mampu berkurang secara signifikan, mendukung generasi masa depan yang lebih sehat dan produktif.