
Presiden Instruksikan RSUP Prof Ngoerah Kembangkan Pusat Estetika untuk Tingkatkan Devisa
Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya pengembangan sektor kesehatan dan estetika nasional sebagai strategi meningkatkan pemasukan devisa negara. Dalam kunjungan resminya ke RSUP Prof Ngoerah, beliau menyerukan agar pusat estetika yang baru diresmikan mampu berkontribusi secara signifikan terhadap pendapatan devisa, baik melalui ekspor layanan maupun kerjasama internasional.
Menurut Presiden, perkembangan pusat estetika di RSUP Prof Ngoerah harus didukung dengan inovasi teknologi dan standar layanan internasional agar mampu bersaing di pasar global. “Kita harus memanfaatkan potensi ini sebagai salah satu sumber devisa yang potensial, tentu dengan kualitas pelayanan terbaik,” ujar Prabowo di depan jajaran direksi dan tenaga medis di rumah sakit tersebut.
Selain fokus pada pengembangan pusat estetika, Prabowo juga menekankan pentingnya pelatihan tenaga medis dan estetika berbasis teknologi mutakhir. Ia menambahkan, “Pemerintah akan memberikan dukungan penuh termasuk dana penyediaan alat-alat canggih agar pusat estetika ini mampu bersaing dan memberikan layanan terbaik.”
Langkah ini sekaligus menjadi strategi diversifikasi ekonomi nasional yang sejalan dengan tren permintaan layanan estetika yang meningkat secara global. Deputi Menteri Kesehatan menyebutkan, bahwa industri estetika kini mampu menarik minat dari berbagai negara tetangga dan internasional, sehingga membuka peluang ekspor layanan kesehatan dan estetika.
RSUP Prof Ngoerah sendiri telah menyiapkan berbagai inovasi dan standardisasi layanan, serta menjalin kerjasama dengan berbagai institusi internasional. “Kami berkomitmen untuk menyediakan layanan estetika terbaik yang tidak hanya memenuhi standar nasional, namun juga internasional,” kata Direktur RSUP Prof Ngoerah,dr. Ayu Wulandari.
Dengan langkah strategis ini, diharapkan pusat estetika RSUP Prof Ngoerah tidak hanya meningkatkan citra pelayanan kesehatan di Indonesia, tetapi juga menjadi pusat rujukan utama di kawasan Asia Tenggara. Pemerintah yakin inisiatif ini mampu memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan devisa serta mendukung perekonomian nasional di tengah tantangan global saat ini.