perbedaan-budaya-saintek-negara-berkembang-menonton-negara-maju-membaca

Perbedaan Budaya Saintek: Negara Berkembang Menonton, Negara Maju Membaca

Dalam diskusi mengenai aspek budaya di dunia pendidikan, perbedaan karakteristik antara negara berkembang dan negara maju menjadi sorotan utama. Kepala lembaga riset teknologi, Brian Yuliarto, menyampaikan pandangannya mengenai ciri utama yang membedakan kedua kategori negara tersebut berdasarkan kebiasaan budaya masyarakatnya.

Menurut Brian, negara maju dikenal dengan budaya membaca yang kuat, mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara berkelanjutan. Ia menuturkan, “Masyarakat di negara maju lebih membiasakan diri untuk membaca buku, jurnal, dan sumber informasi ilmiah, yang menjadi fondasi mereka dalam inovasi dan penelitian.”

Sementara itu, sebut Brian, negara berkembang cenderung lebih gemar menonton TV maupun konten multimedia lainnya. “Kebiasaan ini tidak serta merta salah, namun cenderung mengurangi waktu yang bisa digunakan untuk membaca dan mengasah pengetahuan kritis,” ujarnya. Kebiasaan menonton yang mendominasi di negara berkembang berkontribusi pada budaya konsumtif dan kurangnya literasi literatur yang mendalam.

Pengamat pendidikan dari Universitas Indonesia, Dr. Anisa Rahma, menambahkan bahwa kebiasaan ini dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan. “Rentang perhatian yang lebih pendek karena kebiasaan menonton berpotensi menghambat proses belajar dan inovasi,” katanya. Ia menegaskan, pentingnya perubahan pola konsumsi media agar dapat meningkatkan minat baca dan kompetensi ilmiah masyarakat.

Dalam konteks globalisasi, perbedaan budaya ini mempengaruhi daya saing negara di bidang teknologi dan inovasi. Pemerintah dan lembaga pendidikan di negara berkembang didorong untuk mengedukasi masyarakat agar mengurangi ketergantungan pada media visual secara berlebihan dan meningkatkan budaya literasi membaca. Upaya tersebut diharapkan dapat memperkuat posisi negara dalam industri riset dan pengembangan inovasi.

Brian menambahkan bahwa, “Perubahan budaya membutuhkan waktu dan kesadaran dari seluruh elemen masyarakat, namun itu adalah langkah penting menuju pembangunan bangsa yang lebih maju secara teknologi dan intelektual.”