Pengungkapan Istilah ‘Buku Dosa’ Junior dan ‘Go Residen’ di Sidang PPDS Undip

Sidang Persatuan Program Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) menyita perhatian setelah munculnya istilah-istilah baru yang berkaitan dengan sistem pembinaan di lingkungan kedokteran spesialis. Istilah ‘Buku Dosa’ dan ‘Go Residen’ menjadi pusat perhatian dalam diskusi yang berlangsung di forum tersebut, mengungkap dinamika serta tantangan yang dihadapi oleh para peserta program studi kedokteran.

Sandhy, salah satu anggota sidang, menyinggung istilah ‘Go Residen’ yang mengacu pada sistem di mana junior membantu kebutuhan senior, termasuk tugas-tugas yang biasanya menjadi tanggung jawab mereka. Hal ini diyakini sebagai bentuk kolaborasi dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas pembelajaran di lingkungan kedokteran. “Sistem ini sebenarnya membantu mempercepat proses pembelajaran dan memperkuat sinergi antar sesama residen,” ujar Sandhy dalam wawancara eksklusif.

Sementara itu, Kalika, seorang peserta sidang, menambahkan bahwa istilah ‘Buku Dosa’ mengacu pada catatan buruk yang selama ini menimpa junior akibat sering terbebani tugas berat dan kurangnya pengawasan. Dia mengungkapkan bahwa sistem ini perlu dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan ketidakadilan dan kelelahan di kalangan residen. “Ini semacam catatan untuk memperbaiki sistem supaya mereka tidak merasa terbebani dan tetap semangat dalam menjalani tugas,” katanya.

Pengungkapan istilah-istilah tersebut menjadi perbincangan hangat karena mengandung makna penting terkait dinamika dan tantangan dalam dunia pendidikan kedokteran spesialis. Para peserta sidang menekankan pentingnya pengawasan dan pengelolaan yang baik agar sistem yang ada mampu mendorong kualitas pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan residen. Diskusi ini diharapkan menjadi acuan dalam pengembangan sistem pendidikan kedokteran yang inklusif dan efisien di masa depan.

Kepala program studi kedokteran di Undip menyampaikan, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap sistem ini untuk memastikan terciptanya lingkungan belajar yang sehat dan produktif. “Kami berkomitmen untuk terus memperbaiki mekanisme kerja dan memastikan semua peserta program mendapatkan pengalaman belajar yang optimal,” ujarnya.

Isu istilah-istilah ini diharapkan mampu membuka dialog yang konstruktif mengenai perbaikan sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, sekaligus menegaskan pentingnya kolaborasi dan pengawasan guna menghasilkan tenaga medis yang kompeten dan berkualitas tinggi.