
Muhammadiyah Dirikan Hutan Wakaf di Universitas Muhammadiyah Semarang
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan keberlanjutan lingkungan dan mendukung program pendidikan berbasis keislaman, Muhammadiyah meluncurkan proyek pembangunan hutan wakaf di lingkungan Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus). Inisiatif ini merupakan salah satu langkah strategis dari Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang menegaskan komitmen organisasi dalam pelestarian alam sekaligus memperkuat penanaman nilai keilmuan dan sosial.
Proses pembangunan hutan wakaf ini dirancang sebagai taman edukasi dan konservasi yang tidak hanya berfungsi sebagai paru-paru kota tetapi juga sebagai pusat studi ekologis. Menurut Ketua LHKP Muhammadiyah, Dr. Ahmad Sulaiman, “Ini adalah langkah konkret Muhammadiyah dalam menanamkan kesadaran akan pentingnya konservasi dan keberlanjutan alam di kalangan civitas akademika dan masyarakat umum.”
Program ini turut mendapat perhatian dari pihak universitas yang menyambut baik inisiatif ini. Rektor Unimus, Dr. Rini Susilowati, menyatakan, “Hutan wakaf ini akan menjadi bagian dari kampus yang memperkuat visi kami dalam mengintegrasikan nilai keislaman dan pendidikan tinggi serta memberikan kontribusi nyata terhadap pelestarian lingkungan.”
Selain berfungsi sebagai ruang hijau dan konservasi, hutan wakaf ini juga diharapkan menjadi sumber edukasi mengenai pentingnya alam dan keberlanjutan, mengingat meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap krisis lingkungan global. Proyek ini juga diharapkan mampu menjadi model pembelajaran berbasis pengalaman yang dapat diadopsi oleh lembaga pendidikan lain di Indonesia.
Sejumlah tokoh dan aktivis lingkungan menyambut positif inisiatif Muhammadiyah ini. Mereka menilai bahwa pembangunan hutan wakaf di Unimus bisa menjadi contoh nyata dari sinergi antara keagamaan dan pelestarian alam. “Ini adalah langkah inovatif yang harus didukung penuh, karena keberlanjutan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama,” ujar Anisa Rahmawati, aktivis lingkungan dari komunitas mahasiswa madani.
Diharapkan, keberadaan hutan wakaf ini tidak hanya menjaga keanekaragaman hayati, tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan yang berlandaskan nilai spiritual dan sosial. Pelaksanaan pembangunan diharapkan selesai dalam waktu dekat, dan diresmikan sebagai simbol komitmen Muhammadiyah dalam memajukan keberlanjutan alam dan pendidikan.