
Mendes Yandri Anjurkan Perlindungan Desa agar Tak Menjadi ‘Korea-Jepang’ Baru
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, menegaskan pentingnya menjaga keberlanjutan desa dan mencegah kemunduran di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan urbanisasi. Dalam retret kepala daerah yang diadakan di IPDN, Yandri mengingatkan agar desa tidak mengalami transformasi yang justru membawa dampak negatif berupa ketimpangan sosial dan ketertinggalan.
Yandri menyatakan, “Desa harus dijaga agar tidak menjadi seperti Korea dan Jepang yang mengalami tantangan besar akibat urbanisasi masif dan perubahan gaya hidup. Kita harus memastikan desa tetap menjadi pusat kehidupan ekonomi dan budaya tanpa tergerus oleh modernisasi yang tidak terkendali.”
Ia menambahkan, perlindungan terhadap desa tidak hanya berkutat pada aspek fisik seperti infrastruktur, tetapi juga penguatan kapasitas sumber daya manusia dan pemberdayaan ekonomi lokal. Ini penting agar desa mampu mandiri dan tidak tergantung pada urbanisasi besar yang seringkali mereduksi keberlanjutan komunitas desa.
Retret ini dihadiri oleh sejumlah kepala daerah dari seluruh Indonesia yang mendapatkan arahan langsung dari Menteri Yandri. Mereka turut berdiskusi mengenai strategi pembangunan desa yang berkelanjutan dan inovatif. Beberapa peserta menyoroti pentingnya peran teknologi dan pendidikan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa dan menjaga agar tidak terjadi kesenjangan sosial yang melebar.
Salah satu peserta, Bupati Kulon Progo, menyampaikan, “Kami akan fokus pada pemberdayaan ekonomi berbasis potensi lokal dan pengembangan teknologi agar desa tetap relevan dan mampu bersaing di era digital.”
Media sosial dan platform digital menjadi salah satu alat yang dianggapan penting untuk memperkuat komunikasi dan distribusi informasi di desa. Pemerintah pusat menegaskan bahwa inovasi desa harus dikembangkan secara berencana dan berkelanjutan guna menghadapi tantangan global tanpa kehilangan identitas budaya dan sosialnya.
Dengan adanya arahan dari Menteri Yandri, diharapkan desa di seluruh Indonesia mampu menjaga keberlanjutan dan keseimbangan antara modernisasi dan pelestarian tradisi, sehingga—seperti yang disampaikan—tak menjadi ‘Korea-Jepang’ yang pernah menghadapi tantangan besar akibat urbanisasi ekstrem dan perubahan sosial yang cepat.