
Makna dan Sejarah 1 Suro Sebagai Tahun Baru Jawa
Perayaan 1 Suro sebagai awal tahun baru dalam kalender Jawa berlangsung penuh makna dan simbolisme yang mendalam. Tradisi ini menjadi pertemuan budaya yang memadukan kepercayaan lokal, sejarah, dan filosofi hidup masyarakat Jawa. Keunikan dari peringatan ini terletak pada penetapan tanggal yang didasarkan pada kalender Jawa yang berbeda dengan kalender Gregorian, menghadirkan nuansa ceremonial yang khas.
Salah satu alasan utama mengapa 1 Suro dipilih sebagai hari awal tahun Jawa adalah karena berkaitan erat dengan penetapan awal tahun berdasarkan siklus bulan dan penanggalan tradisional. Kalender Jawa, yang dikenal sebagai kalender saka, menandai peristiwa penting seperti hari lahir, upacara adat, hingga hari raya keagamaan. Dalam konteks ini, 1 Suro dianggap sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran spiritual dan memperkuat ikatan komunitas.
Sejarawan budaya, Dr. Rini Suryani, menyatakan, “Penetapan 1 Suro sebagai tahun baru Jawa bukan hanya soal perhitungan waktu, tetapi lebih kepada makna simbolis tentang awal yang baru dan pembaruan spiritual. Tradisi ini sudah berlangsung ratusan tahun, menjadi identitas budaya masyarakat Jawa yang tetap hidup hingga saat ini.”
Tradisi ini tidak hanya dirayakan secara individual, tetapi juga menjadi momen kumpul keluarga dan masyarakat dalam berbagai upacara adat seperti bersih desa, selamatan, dan ritual keagamaan yang dilaksanakan di pusat-pusat budaya dan tempat ibadah. Para warga biasanya membersihkan lingkungan sekitar dan melakukan berbagai doa untuk memulai tahun baru dengan penuh keberkahan.
Selain dari aspek budaya dan spiritual, kalender Jawa juga menyimpan wawasan tentang pengaruh astronomi dan budaya Nusantara. Nama-nama bulan dalam kalender ini, seperti Suro, Sapar, dan Mulud, mengandung filosofi dan kisah sejarah yang menjadi bagian dari identitas bangsa Indonesia. Seiring perkembangan zaman, tradisi ini pun terus dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan budaya nasional.
Direktur Kebudayaan Tradisional, Budi Hartono, menambahkan, “Penting bagi generasi muda untuk terus mengenal dan melestarikan tradisi 1 Suro sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya leluhur. Tradisi ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga identitas dan moral masyarakat Jawa.”
Dengan mengedepankan makna sejarah dan filosofi awal tahun dalam budaya Jawa, peringatan 1 Suro tidak sekadar tradisi, melainkan wujud dari penghormatan terhadap keberlanjutan budaya dan spiritualitas masyarakat Jawa di tengah era modernisasi yang terus berkembang.