
Kemendag dan Perum Bulog Masokkan 1.900 Dus Minyakita ke Papua untuk Stabilitas Harga
Kementerian Perdagangan (Kemendag) bekerja sama dengan Perum Bulog Kantor Wilayah Papua berhasil memasok sebanyak 1.900 dus minyak goreng merek Minyakita ke wilayah Papua. Langkah strategis ini dilakukan sebagai upaya menjaga kestabilan harga dan ketersediaan bahan pokok di wilayah tersebut, yang selama ini menghadapi tantangan distribusi dan pasokan.
Menurut Kepala Kantor Wilayah Papua Perum Bulog, Ahmad Putra, distribusi minyak goreng murah ini merupakan bagian dari program pemerintah untuk memastikan masyarakat Papua dapat memperoleh bahan pokok dengan harga terjangkau. “Kami berkomitmen mendukung program pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan memastikan pasokan bahan pokok tetap tersedia di seluruh pelosok Papua,” ujarnya saat ditemui di kantor perwakilan Bulog Papua.
Pengiriman 1.900 dus Minyakita ini menjadi bagian dari inovasi distribusi yang dilakukan Kemendag dan Bulog, mengingat tantangan geografis dan infrastruktur di Papua yang cukup kompleks. Melalui distribusi yang lebih efektif dan efisien, diharapkan pasokan ini dapat sampai ke konsumen dan toko-toko kecil dengan biaya yang lebih rendah dan waktu yang lebih cepat.
Dengan langkah ini, Kemendag menegaskan komitmennya dalam menjaga kestabilan harga bahan pokok, terutama minyak goreng, yang menjadi kebutuhan utama masyarakat sehari-hari. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan, “Ketersediaan minyak goreng murah ini diharapkan mampu menekan fluktuasi harga dan membantu masyarakat yang selama ini menghadapi kenaikan harga yang cukup signifikan.”
Kemitraan strategis antara Kemendag dan Bulog ini juga diharapkan mampu memperkuat pengawasan distribusi minyak goreng di Papua, termasuk mencegah potensi penimbunan dan distribusi yang tidak tepat. Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memastikan bahwa masyarakat di daerah terpencil tetap mendapatkan akses terhadap bahan pokok dengan harga yang terjangkau.
Selain mengedepankan distribusi langsung ke pasar dan toko kecil, pihak Kemendag juga membuka jalur komunikasi dengan tokoh masyarakat dan distributor lokal untuk memastikan distribusi berjalan lancar. Inovasi ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengatasi tantangan logistik dan menstabilkan harga bahan pokok di wilayah Papua dan sekitarnya.
Dalam konteks penguatan ketahanan pangan nasional, distribusi minyak goreng murah ini diyakini dapat memberikan dampak positif terhadap ekonomi masyarakat Papua. Banyak toko kelontong kecil dan warung makan yang selama ini kesulitan memperoleh minyak dengan harga stabil akan mendapatkan manfaat langsung dari program ini.
Pengamat ekonomi menyambut baik langkah ini, menilai bahwa kolaborasi antara pemerintah dan BUMN seperti Bulog sangat tepat dalam mengatasi berbagai tantangan distribusi yang selama ini dihadapi Papua. “Dengan program distribusi seperti ini, diharapkan Indonesia mampu mencapai ketahanan pangan yang lebih merata, termasuk di daerah terpencil seperti Papua,” ujar Dr. Lina Sari, pakar ekonomi dari Universitas Indonesia.
Kedepannya, pemerintah berencana memperluas distribusi bahan pokok melalui berbagai program strategis lainnya, guna menekan harga dan memastikan ketersediaan bahan makanan di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah terpencil seperti Papua. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen jangka panjang untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan stabilitas ekonomi nasional.