dampak-konflik-global-diversifikasi-pangan-jadi-prioritas-nasional

Dampak Konflik Global, Diversifikasi Pangan Jadi Prioritas Nasional

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa konflik global, termasuk ketegangan di Timur Tengah, memberikan momentum penting untuk memperkuat strategi diversifikasi pangan di Indonesia. Menurut Arief, situasi ini menunjukan perlunya negara beradaptasi dengan ketidakpastian pasar pangan internasional melalui inovasi dan peningkatan cadangan bahan pokok.

“Konflik yang berkepanjangan di berbagai negara mempengaruhi distribusi dan harga komoditas global, sehingga memperkuat urgensi diversifikasi pangan nasional sebagai langkah penyangga ketahanan pangan,” ujar Arief dalam wawancara eksklusif. Ia menambahkan, diversifikasi tidak hanya terkait pada pengembangan tanaman pangan alternatif, tetapi juga termasuk inovasi dalam pengolahan dan distribusi.

Seiring meningkatnya ketidakpastian di pasar global, pemerintah terus mendorong petani dan pelaku industri pangan untuk melakukan diversifikasi komoditas dan memperkuat cadangan strategis. Program ini diharapkan mampu meningkatkan daya tahan sistem pangan nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap impor dari negara-negara yang rawan konflik.

Pengamat pangan dari Universitas Indonesia, Dr. Sari Kusuma, menilai langkah ini sangat strategis. “Diversifikasi pangan merupakan solusi jangka panjang agar Indonesia tidak mudah terdampak fluktuasi harga dan kelangkaan bahan pokok. Ini juga membuka peluang inovasi dan pengembangan produk lokal,” katanya.

Di tengah ketidakpastian global ini, masyarakat diimbau untuk lebih sadar akan pentingnya diversifikasi konsumsi dan mendukung program ketahanan pangan yang sedang digalakkan. Dengan langkah ini, Indonesia berharap mampu menjaga stabilitas pangan dan memperkuat ketahanan nasional di tengah gejolak dunia.