
Sosiolog Ungkap Faktor Lain di Balik Kasus Mutilasi di Padang Pariaman
Kasus mutilasi yang mengejutkan di Padang Pariaman menarik perhatian banyak pihak, termasuk kalangan akademisi dan masyarakat setempat. Sosiolog dari Universitas Negeri Padang (UNP), Erianjoni, menyatakan bahwa terdapat kemungkinan faktor lain yang turut berperan dalam insiden tragis ini selain dugaan awal yang beredar di masyarakat.
Dalam wawancara eksklusif, Erianjoni menyebutkan, “Selain motif kekerasan dan faktor emosional, ada aspek sosial dan ekonomi yang bisa memperparah situasi dan menyebabkan perilaku ekstrem pada pelaku.” Ia menambahkan bahwa kondisi sosial yang tidak stabil dan ketimpangan ekonomi di wilayah tersebut sering kali menjadi latar belakang munculnya tindak kekerasan yang kompleks.
Penelitian yang dilakukan oleh tim UNP juga menunjukkan bahwa kasus mutilasi ini tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari fenomena kekerasan yang lebih luas di daerah itu. Menurut survei yang dilakukan, banyak masyarakat yang merasa tertekan oleh faktor ekonomi sekaligus kurangnya akses terhadap layanan sosial yang memadai.
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Yudhi Pratama, mengonfirmasi bahwa pihaknya tengah melakukan pendalaman terhadap motif pelaku. Ia menambahkan, “Kami tidak hanya fokus pada aspek hukumnya saja, tetapi juga menyelidiki faktor-faktor penyebab sosial yang mungkin memicu kejadian ini.”
Kasus ini menjadi perhatian nasional dan mendorong berbagai pihak untuk lebih menguatkan program sosialisasi pencegahan kekerasan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan melaporkan setiap kegiatan mencurigakan guna mencegah insiden serupa terjadi kembali.
Seorang warga setempat, Ibu Rini, mengatakan, “Kami berharap pihak berwenang dan masyarakat bisa bekerja sama agar kejadian tragis ini tidak terulang lagi. Edukasi dan perhatian sosial sangat diperlukan untuk memperbaiki kondisi di sini.”