
Serangan AS ke Iran Picu Kekhawatiran Runtuhkan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir
Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, menyampaikan kekhawatirannya terhadap potensi dampak dari serangan militer Amerika Serikat ke Iran. Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap ketegangan yang meningkat di kawasan Timur Tengah yang berpotensi mengganggu stabilitas global terkait isu nonproliferasi nuklir.
Grossi menegaskan bahwa aksi militer yang dilakukan tanpa memperhitungkan konsekuensi jangka panjang dapat mengevakuasi kerangka kerja perlindungan internasional terhadap penyebaran senjata nuklir. Ia menambahkan, “Serangan semacam itu berisiko merusak kerjasama global dalam penanganan program nuklir Iran, yang selama ini menjadi bagian penting dari upaya menjaga stabilitas dan keamanan dunia.”
Ia memperingatkan bahwa langkah tersebut dapat memperlemah sistem pengawasan internasional dan menciptakan celah dalam perjanjian nonproliferasi. “Kondisi ini bisa mengarah pada ketidakpastian dan meningkatkan kemungkinan proliferasi nuklir di kawasan,” ujar Grossi. Ia juga menekankan perlunya diplomasi dan dialog guna mengatasi ketegangan yang sedang berlangsung dan menghindari eskalasi konflik.
Beberapa pengamat menilai bahwa pernyataan Grossi mencerminkan kekhawatiran komunitas internasional terhadap dampak langsung dari konflik di Timur Tengah terhadap sistem nonproliferasi global. Mereka menilai bahwa kerusakan pada perjanjian ini dapat memperbesar risiko penyebaran teknologi nuklir ke negara-negara yang berpotensi menggunakannya untuk tujuan militer.
Selain itu, para ahli mengingatkan bahwa keamanan regional sangat bergantung pada stabilitas dan kepatuhan terhadap aturan internasional. Mereka mendesak pihak terkait untuk mencari solusi diplomatik yang efektif dan mengedepankan dialog sebagai jalan keluar utama dari ketegangan saat ini.
Sementara itu, situasi di wilayah semakin panas dengan laporan-laporan tentang peningkatan aktivitas militer dan diplomatik yang intensif. Dunia menantikan langkah-langkah nyata dari negara-negara terkait untuk mengurangi risiko konflik lanjutan yang berpotensi mengganggu kestabilan global dan keamanan nuklir internasional.