
Kongres AS Terbelah Setelah Trump Serang Fasilitas Nuklir Iran
Perselisihan di Kongres Amerika Serikat semakin mencuat usai tindakan militer yang dilakukan oleh pemerintahan Trump terhadap tiga fasilitas nuklir Iran. Kebijakan tersebut memicu reaksi beragam dari anggota Kongres, menimbulkan perdebatan sengit tentang kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS.
Sejumlah anggota Kongres dari berbagai fraksi mengkritik keras langkah militer tersebut, menilai tindakan itu berpotensi memperburuk ketegangan di tengah konflik yang sudah berlangsung lama di Timur Tengah. Mereka menekankan pentingnya diplomasi dan dialog dalam menyelesaikan isu nuklir Iran, ketimbang melalui aksi militer yang berisiko memperpanjang konflik.
Di sisi lain, sebagian anggota menganggap langkah Trump sebagai respons tegas terhadap program nuklir Iran yang dinilai mengancam keamanan regional dan kepentingan nasional AS. Mereka berargumen bahwa tindakan tersebut diperlukan untuk mengurangi risiko proliferasi nuklir yang bisa digunakan oleh Iran untuk memperluas pengaruhnya di kawasan.
David Johnson, anggota Kongres dari Partai Demokrat, menyatakan, “Kami harus mencari solusi damai dan menghindari konfrontasi militer yang berpotensi menimbulkan kerusakan lebih besar. Diplomasi harus tetap menjadi prioritas utama.”
Sementara itu, ahli strategi politik menilai bahwa ketegangan politik di Kongres ini berpotensi mempengaruhi kebijakan luar negeri AS secara keseluruhan, termasuk kemungkinan adanya sanksi baru atau langkah diplomatik lanjutan terhadap Iran. Keputusan Trump ini jelas menuai perdebatan sengit di legislatif, mencerminkan dinamika politik antara kekuatan konservatif dan progresif di Washington.
Pengamat politik memperingatkan bahwa ketegangan yang berlarut-larut dapat memperumit proses diplomasi dengan Iran dan meningkatkan risiko konflik skala besar di kawasan. “Perlu ada upaya berimbang agar situasi tidak semakin memanas,” imbuh mereka.