hadeging-pakualaman-ke-213-pentingnya-melestarikan-akar-budaya

Hadeging Pakualaman ke-213: Pentingnya Melestarikan Akar Budaya

Perayaan Hadeging ke-213 dari Keraton Pakualaman kembali menunjukkan betapa pentingnya pelestarian budaya tradisional di tengah modernisasi yang pesat. Acara yang berlangsung khidmat ini menjadi momen berharga untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga akar budaya sebagai identitas bangsa Indonesia.

Refleksi atas perayaan ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi digital dan inovasi modern memudahkan kehidupan, akar budaya tradisional tetap menjadi fondasi utama dalam membangun karakter dan jati diri masyarakat. Penggiat budaya dan tokoh masyarakat menyampaikan bahwa upaya pelestarian budaya harus terus didukung dan diingatkan agar tidak tergeser oleh arus globalisasi dan modernitas.

Seorang narasumber dari komunitas budaya menyatakan, “Budaya tradisional seperti Hadeging merupakan warisan yang harus kita jaga agar tetap hidup dan relevan di era digital ini. Melestarikan adat istiadat ini juga berarti menjaga identitas dan warisan leluhur yang berharga.”

Perayaan Hadeging tak hanya sebagai tradisi ceremonial, tetapi juga sebagai ajang edukasi dan promosi budaya kepada generasi muda. Melalui berbagai kegiatan yang melibatkan seni pertunjukan, pameran adat, dan diskusi budaya, acara ini bertujuan memperkuat rasa bangga terhadap budaya lokal dan mengajak masyarakat untuk aktif berkontribusi dalam pelestariannya.

Dalam konteks yang lebih luas, budaya lokal seperti Hadeging Pakualaman memiliki peran penting dalam menjaga keberagaman budaya nasional Indonesia. Dewan kebudayaan lokal menegaskan bahwa keberlanjutan budaya harus menjadi bagian dari prioritas pemerintah dan masyarakat agar kekayaan budaya ini tetap hidup dan mampu bersaing di era global.

“Kita harus memahami bahwa budaya adalah fondasi utama dalam membangun identitas bangsa yang kokoh. Pelestarian budaya lokal tidak hanya bermanfaat untuk menjaga warisan leluhur, tetapi juga sebagai pilar pembangunan karakter bangsa,” ujar tokoh budaya setempat.