
DKI Jakarta Temukan Lebih dari 20 Ribu Kasus TBC Tahun 2025
Data terbaru dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan bahwa jumlah penderita tuberkulosis (TBC) di ibukota mencapai lebih dari 20.000 kasus. Temuan ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan terkait TBC masih menjadi perhatian utama di wilayah urban terbesar di Indonesia. Audit kesehatan yang dilakukan secara rutin menunjukkan bahwa angka ini meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, menjadi indikator perlunya intervensi lebih intensif.
Direktur Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Anisa Kurnia, menyatakan bahwa dari total kasus tersebut, sebagian besar terdeteksi melalui program skrining dan pemeriksaan rutin di fasilitas kesehatan masyarakat. Ia menambahkan, “Ini adalah hasil dari kerjasama erat antara dinas, fasilitas kesehatan, dan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan dini.”
Kasus TBC di ibu kota sebagian besar ditemukan pada kelompok usia produktif dan penduduk dengan tingkat pendapatan menengah ke bawah, yang seringkali menghadapi tantangan akses layanan kesehatan. Kondisi ini memperkuat kebutuhan akan program edukasi yang lebih luas dan penguatan sistem pengawasan di lapangan.
Menurut epidemiolog dari Universitas Indonesia, Prof. Suryo, peningkatan jumlah kasus juga disebabkan oleh faktor sosial ekonomi dan ketahanan sistem kesehatan yang belum sepenuhnya optimal. Ia menegaskan, “Perlu penerapan strategi pencegahan yang komprehensif, termasuk penguatan program imunisasi dan pengobatan langsung yang terpantau.”
Masyarakat diimbau untuk lebih aktif menjalani pemeriksaan kesehatan rutin serta menjaga pola hidup sehat sebagai langkah preventif. Dinas Kesehatan menyatakan terus memperluas cakupan layanan testing dan pengobatan berbasis komunitas guna menekan angka penularan TBC di kawasan urban. Secara nasional, data menunjukkan bahwa Indonesia masih termasuk negara dengan beban TBC tertinggi di dunia, sehingga upaya tersebut sangat krusial.
Seperti yang dikatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan, dr. Budi Santoso, “Kita harus bersinergi dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya TBC agar tidak semakin meluas. Deteksi dini dan pengobatan tepat waktu adalah kunci keberhasilan penanggulangan kasus ini.”