
Dirut Sritex Bantah Dana Kredit Rp 692 M Digunakan untuk Kepentingan Pribadi
PT Sritex, salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia, kembali menegaskan bahwa dana kredit sebesar Rp 692 miliar yang diperoleh dari Bank Negara Indonesia (BNI) tidak digunakan untuk keperluan pribadi. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama Sritex, Iwan Kurniawan, sebagai respons terhadap tudingan yang menyebutkan bahwa dana tersebut telah disalahgunakan untuk kepentingan pribadi oleh Komisaris Utama perusahaan, Iwan Setiawan Lukminto (ISL).
Iwan Kurniawan menjelaskan, seluruh dana kredit yang diperoleh telah dipergunakan secara transaparan untuk pengembangan perusahaan, termasuk investasi pada peralatan produksi dan peningkatan kapasitas, serta memperkuat struktur keuangan perusahaan. “Kami memastikan dana tersebut digunakan sesuai dengan tujuan, dan tidak ada penyalahgunaan dana untuk keperluan pribadi,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta.
Sementara itu, Iwan Setiawan Lukminto, yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama, membantah keras tudingan tersebut, dan menyatakan bahwa isu tersebut tidak berdasar. Dia menegaskan bahwa seluruh proses pengelolaan dana kredit dilakukan sesuai prosedur dan diawasi secara ketat oleh pihak internal maupun eksternal. “Kami berkomitmen terhadap tata kelola perusahaan yang baik dan transparan,” tegasnya.
Beberapa pengamat industri menilai bahwa konflik internal seperti ini berpotensi mempengaruhi persepsi terhadap stabilitas dan integritas perusahaan. “Perlu ada langkah nyata dari pihak manajemen untuk menenangkan situasi dan memastikan bahwa kepercayaan investor tetap terjaga,” ujar seorang analis ekonomi yang tidak ingin disebutkan namanya.
Berita ini muncul di tengah tekanan publik dan perhatian dari regulator kepada perusahaan-perusahaan besar di sektor tekstil, terkait pengelolaan dana dan tata kelola perusahaan. Sebagai langkah lanjut, perusahaan menyatakan akan melakukan audit internal dan membangun komunikasi yang lebih terbuka kepada stakeholders terkait penggunaan dana dan tata kelola perusahaan ke depan.
Ke depan, masyarakat dan investor tentunya akan menantikan klarifikasi dan laporan resmi dari perusahaan mengenai penggunaan dana kredit tersebut, serta langkah-langkah perbaikan yang akan diambil untuk menjaga kepercayaan publik dan keberlanjutan bisnis.