
Banjir Rob Kembali Rendam Pemukiman di Muara Angke, Jakarta Utara
Upaya penanganan banjir rob di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, kembali dihadapkan pada tantangan besar. Banjir rob yang rutin terjadi di wilayah ini menyebabkan ribuan warga harus mengungsi dari kediaman mereka akibat air laut pasang yang meluap ke pemukiman padat penduduk. Kebijakan penanganan banjir dan normalisasi pesisir yang belum optimal menjadi penyebab utama meningkatnya intensitas dan luasnya banjir rob.
Menurut data terbaru, ketinggian air yang merendam wilayah RW 22 Kelurahan Pluit mencapai 1,5 meter, menyulitkan mobilitas warga serta mengancam keberlangsungan aktivitas ekonomi dan pendidikan di kawasan tersebut. Warga diimbau untuk tetap waspada dan menyiapkan langkah evakuasi jika kondisi memburuk.
“Kejadian ini sudah biasa, tapi kali ini tetap saja memakan banyak kerugian. Kami berharap pemerintah lebih serius dalam menanggulangi masalah banjir rob ini,” ungkap Siti, salah satu warga setempat. Pemerintah setempat dan perangkat desa sedang melakukan upaya evakuasi dan distribusi bantuan logistik kepada warga terdampak.
Pakar lingkungan mengingatkan bahwa faktor perubahan iklim global turut memperparah kejadian banjir rob di kawasan pesisir Jakarta. Disampaikan pula bahwa pembangunan infrastruktur yang tidak berorientasi keberlanjutan seperti penerapan breakwater dan normalisasi sungai perlu segera diperbaiki dan ditingkatkan.
Direktur Pengelolaan Lingkungan Hidup DKI Jakarta menegaskan bahwa pihaknya sedang mengkaji solusi jangka panjang agar banjir rob tidak terus menerus melanda wilayah pesisir. “Kita sedang merancang sistem pengelolaan pesisir yang lebih adaptif dan berkelanjutan agar kejadian serupa tidak berdampak lebih parah di masa mendatang,” ujarnya.
Sementara itu, warga setempat berharap adanya perhatian dari pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi permasalahan ini secara menyeluruh. Mereka menunggu realisasi proyek-proyek besar seperti normalisasi sungai dan pembangunan infrastruktur tanggul yang lebih kokoh guna mengurangi risiko banjir rob di kawasan Jakarta Utara.