
821 Keluarga di Papua Barat Jadi Target Intervensi Pencegahan Stunting
Jumlah keluarga berisiko mengalami stunting di Papua Barat menjadi fokus utama program intervensi nasional yang digagas oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Data terbaru mengungkapkan bahwa sebanyak 821 keluarga di wilayah ini membutuhkan perhatian khusus untuk mencegah angka stunting yang semakin meningkat.
Stunting masih menjadi tantangan besar kesehatan masyarakat Indonesia, terutama di daerah dengan tingkat kemiskinan dan akses layanan kesehatan yang masih terbatas. Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah melakukan berbagai langkah strategis, termasuk pemberian asupan nutrisi seimbang dan edukasi kepada keluarga yang terdampak, demi menurunkan prevalensi stunting.
Direktur BKKBN menyatakan bahwa program ini tidak hanya sekadar pemberian makanan tambahan, melainkan juga penyuluhan tentang pola hidup sehat dan pemanfaatan layanan kesehatan seperti imunisasi dan pemeriksaan kehamilan secara rutin. “Kami mengajak masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam mengatasi angka stunting yang masih tinggi, terutama di daerah terpencil seperti Papua Barat,” ujarnya.
Selain itu, upaya intervensi ini juga melibatkan kerja sama lintas sektoral, termasuk dinas kesehatan, pendidikan, dan masyarakat adat setempat. Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat menambahkan, “Kami telah memetakan daerah yang paling rawan dan melakukan pendekatan secara spesifik agar program dapat berjalan efektif dan tepat sasaran.”
Menurut data terbaru, angka stunting di Indonesia secara nasional masih berada di angka 24,4%, sehingga langkah preventif di tingkat keluarga dan komunitas menjadi sangat penting. Ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mengurangi angka stunting hingga mencapai target nasional sesuai Sustainable Development Goals (SDGs).
Kebijakan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan generasi mendatang, serta menekan angka kemiskinan yang berkaitan erat dengan kondisi gizi buruk. Dengan langkah strategis dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan angka keluarga berisiko stunting di Papua Barat dapat menurun secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.