
Iran Perkuat Pertahanan Bunker Nuklir Fordow Usai Serangan AS
Ketegangan geopolitik di Timur Tengah meningkat setelah serangan udara dari Amerika Serikat yang menargetkan situs nuklir Iran, termasuk fasilitas terkenal Fordow. Serangan tersebut menyebabkan Iran mengambil langkah cepat untuk memperkuat sistem pertahanan bunker di lokasi strategis tersebut.
Fasilitas Fordow, yang dikenal sebagai salah satu pusat pengayaan uranium utama Iran, kini dilaporkan mendapatkan peningkatan perlindungan melalui pengerasan struktur dan penambahan teknologi pertahanan terbaru. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap ancaman serangan lanjutan yang dapat membahayakan program nuklir nasional.
Menurut sumber resmi di Iran, penambahan keamanan ini dilakukan untuk memastikan keberlanjutan operasional dan melindungi aset penting dari kemungkinan agresi masa depan. Juru bicara pemerintah Iran menyatakan, “Kami tidak akan membiarkan agresi eksternal menghentikan proses pengembangan teknologi nuklir kami. Keamanan nasional adalah prioritas utama.”
Serangan udara oleh AS sendiri dilaporkan terjadi di tengah ketegangan yang terus memanas di kawasan, terkait dengan kekhawatiran internasional terhadap program nuklir Iran. Sebuah sumber militer menyebutkan, serangan tersebut menargetkan fasilitas yang diduga digunakan untuk kegiatan pengayaan uranium yang melanggar perjanjian internasional.
Pengamat internasional menilai bahwa langkah Iran untuk memperkuat pertahanan bunker bawah tanah, termasuk di situs Fordow, adalah sinyal jelas bahwa negara tersebut tidak akan mundur dalam menghadapi tekanan eksternal. “Iran menunjukkan bahwa mereka siap menghadapi tantangan apa pun dan akan terus menjaga keamanan fasilitas nuklir mereka,” ujar analis keamanan Timur Tengah, Dr. Ahmad Reza.
Sementara itu, komunitas internasional tetap mengawasi perkembangan situasi dengan cermat, berharap agar ketegangan tidak meningkat dan diplomasi tetap menjadi jalan utama untuk menyelesaikan sengketa. Menurut seorang pejabat diplomatik, “Dialog harus menjadi pilihan utama untuk menghindari konflik yang lebih luas.”