
Tradisi Gotong Toa Pe Kong di Glodok, Merayakan Harmoni Budaya dan Permohonan Berkah
Di tengah dentuman budaya Tionghoa yang kental, tradisi Gotong Toa Pe Kong kembali digelar di kawasan Desa Wisata Pecinan Glodok, Jakarta. Konvoi budaya yang berlangsung meriah ini menjadi momen penting untuk mempererat hubungan antarwarga serta menghormati leluhur dalam rangka permohonan keselamatan dan keberkahan.
Selama acara berlangsung, warga keturunan Tionghoa dan masyarakat setempat turun ke jalan, memikul berbagai atribut dan patung Dewi Toa Pe Kong dalam kirab yang penuh makna. Tradisi ini tak hanya sekadar perayaan budaya, tetapi juga sebagai wujud syukur atas kesehatan dan keselamatan yang diberikan selama ini.
Seorang pejalan tradisional, Li Xiu Ling, menyatakan, “Gotong Toa Pe Kong adalah momen sakral yang menggambarkan rasa hormat kami kepada leluhur sekaligus memohon perlindungan dari segala mara bahaya.” Ia menambahkan, kegiatan ini menjadi ciri khas masyarakat pecinan yang selalu menjaga harmoni dan keberagaman dalam kehidupan sehari-hari.
Pengamat budaya, Dr. Arief Suryadarma, menuturkan bahwa tradisi ini mencerminkan kekayaan budaya lokal dan pentingnya memperkuat identitas etnis di tengah era globalisasi. “Kirab ini bukan hanya simbol keagamaan, tetapi juga keberanian komunitas untuk tetap mempertahankan tradisi di tengah perubahan zaman,” ujarnya.
Selain narasi budaya, kegiatan ini turut menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin menyelami kekayaan tradisi dan adat istiadat masyarakat Pecinan. Pemerintah daerah mendukung penuh pelaksanaan acara ini sebagai bagian dari promosi wisata budaya Jakarta yang berkelanjutan.
Dengan semangat gotong royong dan penghormatan terhadap leluhur, tradisi Gotong Toa Pe Kong terus lestari dan menjadi ikon kekayaan budaya masyarakat Tionghoa di Jakarta, menyatukan komunitas dan memperkuat nilai keberagaman bangsa Indonesia.