
Pemain Layangan Dandang Asal HSS Tampil di Fano Denmark
Keberhasilan pemain layangan tradisional asal Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, Kaspianor Ridani, dalam kompetisi internasional menunjukkan eksistensi budaya lokal di pentas dunia. Kaspianor, yang dikenal sebagai pemain layangan handal, mendapatkan panggung di Festival Fano Denmark, sebuah ajang seni dan budaya internasional yang bergengsi.
Prestasi ini menjadi tonggak penting bagi pelestarian budaya layangan Dandang, yang merupakan warisan budaya tribal asli Kalimantan Selatan. “Kami sangat bangga bisa memperkenalkan budaya layangan HSS ke dunia,” ujar Kaspianor Ridani saat di wawancarai oleh media setempat. Ia menambahkan, “Ini adalah momen berharga untuk mempromosikan kekayaan budaya daerah kami ke panggung internasional,”.
Festival Fano Denmark yang digelar selama satu minggu tersebut menarik kunjungan dari berbagai negara dan menjadi ajang pertukaran budaya yang lintas benua. Melalui penampilannya, Kaspianor menunjukkan keindahan dan keunikan layangan Dandang yang dikenal dengan desain khas dan teknik pembuatan yang tradisional, namun tetap inovatif.
Gelar ini turut membuka peluang kolaborasi internasional bagi pengrajin dan pemain layangan dari Indonesia, khususnya Kalimantan Selatan. “Saya berharap keikutsertaan ini mampu mendorong semakin banyak generasi muda untuk melestarikan budaya tradisional,” kata Kaspianor sambil tersenyum.
Pengakuan internasional ini sekaligus menjadi bentuk apresiasi terhadap kekayaan budaya lokal dan upaya pemerintah daerah dalam mendukung pengembangan industri kriya berbasis budaya. Dengan pencapaian ini, diharapkan mampu menginspirasi daerah lain di Indonesia untuk terus mempromosikan identitas budaya mereka di ajang internasional.