
Anak Imigran Rohingya Rayakan Hari Pengungsi Sedunia di Aceh
Ribuan anak imigran etnis Rohingya di Aceh merayakan Hari Pengungsi Sedunia dengan berbagai kegiatan yang penuh semangat dan kehangatan. Kegiatan ini diadakan di lokasi pengungsian, menampilkan berbagai lomba dan hiburan yang melibatkan anak-anak dari berbagai latar belakang. Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kondisi pengungsi dan memperkuat solidaritas internasional terhadap nasib mereka.
Sejumlah anak imigran memperlihatkan bakat mereka dalam berbagai perlombaan seperti menggambar, menari, hingga kompetisi baca puisi. Ketua Panitia, Aminah, menyampaikan bahwa acara ini merupakan bentuk penghormatan terhadap hak dan keberanian anak-anak imigran Rohingya yang tetap bersemangat meskipun menghadapi berbagai tantangan hidup di pengungsian. “Anak-anak ini adalah simbol kekuatan dan harapan baru yang harus terus didukung dan dilindungi,” ujarnya.
Masyarakat setempat menunjukkan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Bahkan, sejumlah relawan dan organisasi kemanusiaan turut serta memberikan bantuan dan fasilitas untuk menyukseskan acara. Wakil ketua organisasi kemanusiaan, Rudi, menyatakan bahwa acara ini diharapkan dapat meningkatkan empati masyarakat terhadap masalah pengungsi di Indonesia dan dunia. “Kita ingin memastikan bahwa hak anak-anak tersebut tetap terlindungi dan mereka mendapatkan pendidikan serta kebahagiaan,” katanya.
Selain kegiatan hiburan, acara ini juga diwarnai dengan sesi edukasi tentang hak-hak pengungsi dan pentingnya perdamaian dunia. Anak-anak turut menyampaikan pesan harapan melalui cerita dan gambar yang mereka buat. Mereka berharap suatu saat dapat tinggal dengan tenang dan mendapatkan pendidikan layak. Seorang anak Rohingya, Aisha, menyampaikan, “Kami ingin hidup damai dan belajar seperti anak-anak lainnya di dunia.”
Pengamat kemanusiaan menilai bahwa kegiatan ini merupakan langkah positif dalam memperlihatkan bahwa anak-anak pengungsi tetap berhak merayakan dan mendapatkan kebahagiaan, meskipun mereka harus hidup dalam situasi sulit. Diharapkan, kegiatan serupa dapat terus digalakkan dan menjadi inspirasi bagi upaya perlindungan anak-anak pengungsi di seluruh dunia.