pelatihan-produksi-biochar-berbasis-tankos-untuk-petani-kelapa-sawit

Pelatihan Produksi Biochar Berbasis Tankos untuk Petani Kelapa Sawit

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) meluncurkan program pelatihan inovatif untuk petani kelapa sawit dalam upaya meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan lingkungan. Program ini difokuskan pada produksi biochar berbahan tankos, sebuah inovasi yang diharapkan mampu meningkatkan efisiensi penggunaan limbah pertanian dan mendukung usaha tani yang ramah lingkungan.

Biochar, yang dikenal sebagai bahan berbasis karbon hasil pirolisis bahan organik, menjadi solusi menarik untuk mendukung praktik pertanian berkelanjutan. Pelatihan ini bertujuan memberi pengetahuan mendalam kepada petani tentang proses pembuatan biochar yang ramah lingkungan dan efektif dari limbah tankos— limbah kulit buah kelapa sawit. “Kami ingin mendorong petani untuk memanfaatkan limbah secara produktif dan berkelanjutan, serta mengurangi dampak negatif limbah organik terhadap lingkungan,” ujar Kepala BPDP dalam sambutannya.

Pelatihan ini mencakup teknik pengolahan limbah tankos menjadi biochar yang berkualitas, termasuk aspek keamanan dan efisiensi proses pirolisis. Selain itu, peserta juga diajarkan tentang manfaat biochar dalam meningkatkan kesuburan tanah, menurunkan emisi karbon, dan mendukung pertanian berkelanjutan. “Dengan biochar, tanah kelapa sawit bisa lebih subur dan produktivitas petani bisa meningkat secara signifikan,” tambah ketua Aspekpir dalam wawancara eksklusif.

Program pelatihan ini diharapkan mampu mempercepat adopsi teknologi hijau oleh petani dan memperkuat peran petani kecil dalam rantai nilai kelapa sawit. Melalui kolaborasi ini, diharapkan tercipta ekosistem pertanian berkelanjutan yang mamfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat dan lingkungan sekitar.

Inovasi biochar berbahan tankos ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah mendukung pengurangan emisi karbon dan peningkatan keberlanjutan industri kelapa sawit nasional. Dengan keberhasilan program pelatihan ini, diharapkan penggunaan limbah organik dapat lebih optimal, sekaligus memberikan nilai tambah ekonomi bagi petani lokal. “Kami optimis inovasi ini akan membawa manfaat besar bagi seluruh stakeholder di sektor perkebunan,” tutup pejabat BPDP.