ketua-rt-ungkap-apar-tak-mampu-kendalikan-kebakaran-besar-di-kebon-baru

Ketua RT Ungkap APAR Tak Mampu Kendalikan Kebakaran besar di Kebon Baru

Insiden kebakaran besar di wilayah Kebon Baru, Jakarta Selatan mengungkap kekurangan dalam peralatan penanganan darurat di tingkat RT. Ketua RT 06/RW 10, Irmawati, mengungkapkan bahwa alat pemadam api ringan (APAR) yang selama ini disediakan tidak efektif saat api membesar dan sulit dikendalikan. Irmawati menuturkan, petugas RT sudah berusaha menggunakan APAR saat api mulai menyala, namun api malah membesar dan menyebabkan kerusakan lebih parah.

Menurut Irmawati, kekuatan APAR terbatas dan hanya mampu memadamkan api kecil. Saat api dengan cepat membesar, petugas kesulitan mengendalikan api karena keterbatasan alat dan perlengkapan standar yang tersedia. “Kami sudah berupaya maksimal, tetapi api cepat membesar dan tidak bisa dipadamkan hanya dengan APAR biasa,” ungkapnya saat dihubungi tim berita.

Direktur Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan, Budi Hartono, mengonfirmasi bahwa alat pemadam ringan memang tidak cukup untuk menangani kebakaran besar. Ia mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan dan peralatan yang memadai untuk menghadapi insiden semacam ini. “Kami menyarankan agar warga dan pengurus RT menyediakan alat pemadam api yang sesuai, termasuk perangkat otomatis yang mampu menahan api besar,” katanya.

Kebakaran yang terjadi di wilayah Kebon Baru ini mengundang perhatian warga dan petugas keamanan setempat untuk meningkatkan sistem tanggap darurat. Irmawati juga menambahkan bahwa pihaknya sedang berusaha mengedukasi warga mengenai langkah-langkah penanggulangan kebakaran dan pentingnya pelatihan penggunaan peralatan mitigasi risiko.

Kasus ini menjadi pengingat akan perlunya peningkatan fasilitas pemadam kebakaran di tingkat lingkungan dan peran aktif masyarakat dalam penanggulangan bencana. Kepala daerah setempat berjanji akan memperhatikan kondisi ini dan menyediakan dana untuk pengadaan perlengkapan yang lebih memadai di masa mendatang.

Dengan meningkatnya insiden kebakaran di berbagai wilayah, langkah preventif dan edukasi masyarakat menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko kerugian. Pemerintah daerah dan lembaga terkait diharapkan dapat mempercepat upaya peningkatan kesiapsiagaan dan perlengkapan keamanan masyarakat sejak dini.