
Hasto Kristiyanto akan Susun Pleidoi Pakai Teknologi AI
Hasto Kristiyanto, salah satu tokoh politik dan kader partai terkenal, mengumumkan rencananya untuk menyusun nota pembelaan atau pleidoi menggunakan teknologi artificial intelligence (AI). Keputusan ini diambil setelah Hasto mempelajari filosofi dan potensi AI selama menjalani masa tahanannya. Langkah inovatif ini diharapkan dapat memberikan efisiensi dan keakuratan dalam menyusun argumen pembelaan yang kompleks dan mendetail.
Dalam wawancara eksklusif, Hasto menyatakan bahwa pemanfaatan AI merupakan bagian dari upaya modernisasi proses hukum dan mempercepat proses pembelaan. “Saya percaya bahwa teknologi AI dapat membantu menyusun pleidoi yang lebih terstruktur dan mendalam, serta menghadirkan sudut pandang yang lebih objektif,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa penggunaan AI di bidang hukum bukan hanya tentang efisiensi, tetapi juga untuk memastikan keadilan procedural yang lebih baik.
Penggunaan AI dalam konteks hukum dan pembelaan semakin mendapatkan perhatian di berbagai negara, dan Hasto menjadi salah satu tokoh yang turut mengadopsi inovasi ini. Keputusan ini mendapatkan apresiasi dari kalangan akademisi dan praktisi hukum yang melihat potensi besar AI dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas dokumen pembelaan di pengadilan.
Metode ini diharapkan mampu meminimalisir kesalahan manusia dan menghasilkan pleidoi yang berbasis data dan fakta yang lengkap. Hasto mengatakan, “Ini adalah langkah maju yang realistis dan strategis, agar proses pembelaan lebih kuat dan terukur.” Dengan memanfaatkan teknologi AI, Hasto berharap dapat membuka jalan baru dalam pengembangan sistem hukum yang lebih adaptif dan berintegritas.
Pengamat hukum menilai bahwa inovasi ini bisa menjadi game changer dalam dunia peradilan. “Ini membuka peluang besar untuk penggunaan AI secara luas, tidak hanya dalam konteks pembelaan, tetapi juga di aspek penegakan hukum lainnya,” kata pakar hukum cyber tersebut. Ia juga menyarankan agar pengembangan teknologi ini dilakukan secara hati-hati dan mengikuti standar etika serta aturan hukum yang berlaku.
Langkah Hasto ini menunjukkan bahwa integrasi teknologi dalam bidang hukum akan semakin meningkat di masa depan. Ketika teknologi AI terus berkembang dan diterapkan secara tepat, proses hukum diyakini akan menjadi lebih transparan, efisien, dan akurat.