
Dua Bandara di Pulau Flores Kembali Beroperasi Pasca-Erupsi Lewotobi
Sejumlah bandara di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, resmi beroperasi kembali setelah sempat ditutup akibat erupsi Gunung Lewotobi yang memicu gangguan penerbangan dan evakuasi penduduk setempat. PT Angkasa Pura I mengumumkan bahwa dua dari tiga bandar udara di pulau tersebut telah berhasil dilakukan pembersihan dan pengawasan ketat untuk memastikan keselamatan pesawat dan penumpang.
Sementara bandara El Tari Kupang tetap beroperasi normal, dua bandara lain yang sempat mengalami dampak erupsi, yakni Bandara Larantuka dan BomBom, kini sudah bisa menerima penerbangan secara terbatas. Operasional ini dilakukan setelah pihak berwenang melakukan evaluasi menyeluruh dan membersihkan sisa abu vulkanik yang menumpuk di lokasi bandar udara.
Menurut Kepala Operasi Bandara El Tari, Benny Supriadi, proses rekonstruksi fasilitas berjalan lancar, dan pihaknya memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang menjadi prioritas utama. “Kami terus melakukan pengawasan ketat dan memastikan semua fasilitas sudah memenuhi standar keselamatan penerbangan,” ujarnya.
Pengelola bandara memperkirakan bahwa kondisi cuaca yang membaik turut mendukung dipercepatnya proses pemulihan operasional bandara di Pulau Flores. Hal ini menjadi kabar baik bagi wisatawan dan masyarakat setempat yang sebelumnya mengalami hambatan akses transportasi. Pelayanan penerbangan selama beberapa hari terakhir sempat mengalami penyesuaian dan pengurangan frekuensi penerbangan.
Ahmad, salah satu penumpang dari Kupang menuju Larantuka, menyatakan rasa lega atas kembalinya layanan penerbangan normal. “Ini memudahkan kami untuk beraktivitas dan mendukung kegiatan ekonomi di daerah,” ungkapnya. Pihak berwenang berharap situasi tetap terkendali dan tidak ada lagi gangguan akibat aktivitas vulkanik di masa mendatang.
Dengan kembalinya operasi dua bandara tersebut, diharapkan perekonomian lokal di Pulau Flores bisa segera pulih dan aktivitas masyarakat kembali berjalan normal. Pengelola bandara juga terus menjaga kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam di wilayah tersebut, demi keselamatan semua pihak yang berkepentingan.