
Deddy Sitorus Soroti Kendala WFA bagi ASN di Era Digital
Estimasi efektivitas kerja dari rumah (WFA) yang diadopsi oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) menuai kritik dari Deddy Sitorus, seorang pengamat kebijakan publik. Menurutnya, penerapan WFA menghadirkan tantangan pengawasan yang cukup besar, sehingga berpotensi menurunkan produktivitas ASN apabila tidak dilakukan secara optimal.
Dalam wawancara eksklusif, Deddy menambahkan bahwa WFA sulit diawasi secara langsung, yang bisa berujung pada pekerjaan yang dilakukan secara asal-asalan atau setengah hati. Ia menyatakan, “Pengawasannya sulit, dan jika ASN hanya bekerja sambil lalu, tentu saja efeknya tidak maksimal untuk pelayanan publik.”
Video konferensi dan laporan harian yang diterima dari unit kerja menunjukkan bahwa sejumlah ASN mengeluhkan kurangnya pengawasan langsung dan cenderung memanfaatkan fleksibilitas WFA. Hal ini, menurut para pengamat, harus diimbangi dengan sistem penilaian dan pengawasan yang lebih ketat agar produktivitas tetap terjaga.
Persoalan ini semakin menjadi perhatian karena pemerintah sendiri tengah berupaya menjaga efisiensi operasional birokrasi, terutama setelah pandemi mengubah paradigma kerja. Sementara itu, sejumlah pegawai menyatakan bahwa WFA memberikan fleksibilitas yang meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja mereka.
Namun, Deddy menegaskan, perlu ada kebijakan yang menyeimbangkan antara fleksibilitas dan pengawasan. Ia juga menambahkan, “Penting untuk mengembangkan sistem evaluasi digital yang dapat memantau aktivitas kerja ASN secara transparan dan akuntabel.”
Para ahli menyarankan agar instansi pemerintah meningkatkan penggunaan teknologi untuk memonitor kinerja serta memberikan insentif bagi ASN yang mampu menjalankan tugas secara efisien dari rumah maupun kantor. Dengan demikian, efektivitas layanan publik tetap terjaga dan produktivitas ASN tidak terkendala oleh tantangan pengawasan dari jarak jauh.