
AS Diduga Gunakan Israel Sebagai Proksi Serangan Iran
Guru Besar Hukum Internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mengungkapkan analisis mendalam terkait strategi diplomatik dan militer Amerika Serikat dalam menghadapi ketegangan di Timur Tengah. Menurutnya, AS diduga menjadikan Israel sebagai proksi untuk melakukan serangan terhadap Iran, demi mencapai tujuan politik dan keamanan regional.
Dalam wawancara eksklusif, Hikmahanto menyatakan bahwa langkah tersebut dapat memperlihatkan pola kekerapan penggunaan Israel sebagai alat dalam konflik geopolitik AS. Ia menambahkan, “AS mungkin memilih jalur ini untuk menghindari risiko langsung yang bisa menyebabkan eskalasi besar di kawasan, sementara tetap menekan Iran secara tidak langsung.”
Penggunaan Israel sebagai proksi, menurut analis keamanan regional, bukanlah strategi baru. Israel memiliki kapasitas militer yang besar dan pengalaman dalam operasi rahasia, yang memudahkan penugasan strategis seperti serangan terhadap sasaran Iran tanpa secara langsung melibatkan pasukan AS. Keberadaan hubungan erat antara kedua negara ini semakin memperkuat dugaan tersebut.
Para pengamat memperingatkan bahwa penggunaan proksi dalam konflik ini berpotensi meningkatkan ketegangan dan konflik berkepanjangan di Timur Tengah. Terlebih lagi, Iran telah peringatkan bahwa setiap serangan akan dibalas secara tegas, yang bisa memicu perang skala besar di kawasan.
Turunannya, masyarakat internasional mendesak agar semua pihak mengedepankan diplomasi dan mencari solusi damai. Sebagai catatan, ketegangan di kawasan ini tidak hanya mempengaruhi negara-negara di Timur Tengah, tetapi juga berimbas terhadap stabilitas global dan pasar energi dunia.