
Dirut Sritex Bongkar Penggunaan Kredit Bank untuk Pengembangan Usaha dan Gaji Karyawan
Seorang pejabat tinggi perusahaan tekstil besar, Sritex, mengungkapkan bahwa dirinya mengetahui adanya penerimaan kredit dari bank untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. Dalam wawancara eksklusif, Iwan, Direktur Utama Sritex, menegaskan bahwa dana pinjaman tersebut digunakan secara transparan dan demi kepentingan pengembangan usaha serta membayar gaji pekerja.
Iwan menambahkan bahwa kredit bank tersebut bukan untuk keperluan pribadi maupun kegiatan lain yang tidak berkaitan langsung dengan perusahaan. “Saya tahu persis penggunaan kredit ini dan memastikan bahwa dana tersebut digunakan untuk memperkuat struktur keuangan perusahaan, termasuk untuk membayar gaji karyawan serta investasi dalam pengembangan produk dan inovasi teknologi tekstil,” ujarnya.
Di tengah dinamika industri tekstil yang kompetitif, penguatan finansial menjadi kunci penting bagi keberlangsungan Sritex. Ia menegaskan bahwa pihaknya selalu menjaga transparansi pengelolaan dana dari berbagai sumber, termasuk kredit bank, agar tetap sesuai regulasi dan mampu mendukung operasional harian.
Menanggapi isu terkait penggunaan kredit, Iwan menuturkan bahwa pihaknya berkomitmen terhadap tata kelola perusahaan yang baik dan sudah melakukan komunikasi terbuka kepada seluruh stakeholder. Ia juga menyampaikan bahwa perusahaan terus berupaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas untuk menjaga keberlanjutan usaha.
Pengamat industri tekstil menyebut bahwa langkah Sritex dalam mengelola kredit bank secara transparan menjadi indikator positif bagi kepercayaan investor dan mitra kerja samanya. “Penggunaan kredit yang tepat dan bertanggung jawab adalah fondasi utama keberhasilan jangka panjang sebuah perusahaan,” ujar Pakar Ekonomi, Budi Santoso.
Kendati demikian, ketua serikat pekerja Sritex menyampaikan apresiasi atas penjelasan manajemen terkait penggunaan dana kredit, sekaligus mengingatkan pentingnya transparansi dalam pengelolaan keuangan perusahaan agar tidak menimbulkan kekhawatiran di kalangan karyawan maupun masyarakat umum.