wamendagri-ribka-kawal-alokasi-dana-penanganan-malaria-di-papua

Wamendagri Ribka Pastikan Alokasi Dana Penanganan Malaria di Papua untuk Eliminasi Malaria 2023

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Ribka Haluk menegaskan komitmen Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam mendukung program eliminasi malaria di Papua dengan memastikan alokasi dana yang cukup dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Hal ini menjadi fokus utama dalam upaya pengendalian dan penanggulangan malaria di Indonesia, khususnya di wilayah Papua yang menjadi daerah tertinggi kasus malaria di negara ini.

Sebagaimana disampaikan Ribka Haluk saat pembukaan 9th Asia Pacific Leaders Summit on Malaria Elimination di Kabupaten Badung, Bali, Kemendagri bertanggung jawab memastikan bahwa enam provinsi di Papua mengalokasikan anggaran secara nyata untuk program eliminasi malaria. Data dari Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa 93 persen dari seluruh kasus malaria di Indonesia terjadi di Papua, menjadikan penanganan malaria sebagai prioritas nasional dan regional.

Ribka menambahkan bahwa penanggulangan malaria merupakan bagian dari strategi nasional dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Melalui program eliminasi malaria yang didukung penuh dari pemerintah daerah dan pusat, diharapkan beban penyakit ini dapat ditekan secara signifikan sehingga masyarakat di Papua dan wilayah lain dapat hidup lebih sehat dan produktif.

Kemendagri secara aktif mendampingi pemerintah daerah dalam menyiapkan dana yang diperlukan untuk program eliminasi malaria. Upaya ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah pusat dalam menyelesaikan penyebaran malaria di seluruh Indonesia, khususnya di daerah yang rawan seperti Papua. Ribka menegaskan, pemerintah daerah harus menyiapkan anggaran secara tepat dan nyata untuk mendukung keberhasilan program eliminasi malaria 2023 dan mendatang.

Pembukaan acara ini turut dihadiri oleh tokoh penting nasional, termasuk Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, serta perwakilan dari organisasi internasional seperti The Global Fund dan APLMA. Melalui gelaran ini, diharapkan meningkatnya kolaborasi global dan regional dalam pengendalian malaria di wilayah Asia Pasifik, terutama di Papua yang menjadi fokus utama penanganan malaria nasional.