
Transformasi Sumber Daya Manusia di Tengah Disrupsi Digital: Kebijakan dan Strategi Menteri Ketenagakerjaan Indonesia
Dalam era digital yang semakin berkembang pesat, transformasi sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci utama dalam menghadapi berbagai tantangan global. Menteri Ketenagakerjaan Indonesia, Yassierli, menegaskan pentingnya transformasi ketenagakerjaan yang berpusat pada sumber daya manusia (people-centered transformation) sebagai respons strategis terhadap disrupsi digital yang mengubah wajah dunia kerja secara fundamental.
Yassierli menjelaskan bahwa manusia saat ini tidak lagi hanya dilihat sebagai pelaksana tugas semata, tetapi sebagai kontributor aktif yang memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Hal ini menyesuaikan kebutuhan akan sumber daya manusia yang adaptif dan inovatif, sesuai dengan perkembangan teknologi digital, kecerdasan buatan (AI), serta perubahan nilai kerja yang dipelopori generasi muda.
Salah satu tantangan besar yang disoroti adalah potensi penggantian pekerjaan oleh AI, dimana lebih dari 100 juta pekerjaan berpotensi tergantikan dalam satu dekade mendatang. Selain itu, sekitar 44% keterampilan inti di berbagai sektor diperkirakan akan mengalami perubahan signifikan dalam lima tahun ke depan. Tanpa pelatihan dan upaya peningkatan kapasitas yang cepat dan inklusif, pekerja berisiko tertinggal dalam persaingan pasar kerja global.
Sebagai solusi, Indonesia mengadopsi pendekatan People-Centered Approach (PCA) yang menempatkan martabat, potensi, dan aspirasi manusia sebagai fokus utama kebijakan ketenagakerjaan. Pendekatan ini dituangkan melalui kolaborasi lintas sektoral antara pemerintah, dunia usaha, serikat pekerja, dan lembaga pelatihan kerja. Dalam semangat gotong royong, kolaborasi ini bertujuan untuk membangun ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif dan berkelanjutan.
Strategi nasional yang dirancang Kemnaker sendiri mencakup tiga pilar utama: memperkuat fondasi SDM melalui pelatihan dan pendidikan vokasional, mereformasi kelembagaan dan dialog ketenagakerjaan, serta memanfaatkan inovasi digital seperti program AI for SIAPKerja. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan tenaga kerja Indonesia menghadapi digitalisasi dan otomatisasi.
Selain itu, Menaker Yassierli mengajak seluruh pihak, baik nasional maupun internasional, untuk bersama-sama mempersiapkan keterampilan masa depan. Upaya ini meliputi perluasan pelatihan ulang, peningkatan kualitas pendidikan vokasional, dan pembangunan ekosistem ketenagakerjaan yang adil dan produktif di era digital. Melalui strategi ini, diharapkan Indonesia mampu menghadapi tantangan disrupsi digital dan menciptakan lapangan kerja yang inklusif serta berkelanjutan.