
Target Eliminasi Malaria di Papua Menuju 2030: Komitmen Kemenkes dan Gubernur Papua
Dalam upaya mencapai eliminasi malaria di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerja sama dengan seluruh gubernur di wilayah Papua dengan target ambisius yakni mengeliminasi malaria hingga tahun 2030. Kesepakatan ini menegaskan komitmen bersama dalam memberantas penyakit malaria yang masih menjadi tantangan besar di kawasan tersebut.
Menariknya, dalam 9th Asia Pacific Leaders’ Summit on Malaria yang berlangsung di Badung, Bali, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, termasuk Papua Nugini sebagai tetangga dekat, menjadi faktor kunci dalam upaya eliminasi malaria. Menurutnya, nyamuk penyebar malaria sering menyeberang antara Papua dan Papua Nugini, sehingga kolaborasi lintas negara menjadi penting untuk mengurangi angka kasus malaria.
Target eliminasi malaria di Papua bukan hanya sekadar angka, tetapi merupakan bagian dari strategi nasional untuk menekan angka kasus malaria yang saat ini masih tinggi di Indonesia bagian timur. Di seluruh Indonesia terdapat 514 kabupaten/kota, tetapi baru 79 persen yang dinyatakan bebas malaria. Sementara sisanya, terutama di Papua, masih menghadapi tantangan besar dalam menurunkan angka kasus malaria karena faktor geografis dan sosial yang kompleks.
Menarik juga untuk diketahui bahwa Papua menyumbang hampir 90 persen dari seluruh kasus malaria di Indonesia, menjadikan upaya eliminasi di wilayah ini sangat penting. Kemenkes dan pemangku kepentingan lainnya fokus pada peningkatan layanan kesehatan, pengendalian nyamuk, serta pengobatan yang efektif untuk mencapai target tersebut sebelum 2030.
Kesepakatan ini menunjukkan bahwa komitmen tinggi dan kolaborasi yang kuat antar pemerintah pusat, provinsi, serta negara tetangga akan menjadi kunci keberhasilan dalam eliminasi malaria di Papua dan sekitarnya. Melalui strategi terpadu dan dukungan semua pihak, Indonesia berharap dapat mewujudkan Indonesia bebas malaria di akhir dekade ini.