
Susilo Bambang Yudhoyono Ajak Negara Asia Pasifik Capai Target Eliminasi Malaria 2030
Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengajak seluruh negara di kawasan Asia Pasifik untuk mempercepat upaya pemberantasan malaria demi mencapai target eliminasi malaria terbaik pada tahun 2030. Dalam momentum 9th Asia Pacific Leaders’ Summit on Malaria yang diselenggarakan di Bali, SBY yang juga menjabat sebagai Penasihat Khusus Asia Pacific Leaders Malaria Alliance (APLMA), menegaskan pentingnya kolaborasi regional dalam menanggulangi penyakit menular ini.
SBY menuturkan bahwa kawasan Asia Pasifik saat ini menyumbang sekitar 4,8 persen dari total kasus malaria di dunia, yang menunjukkan bahwa negara-negara di kawasan ini harus lebih giat dalam memberantas penyakit tersebut. Ia menambahkan bahwa meskipun tantangan utama masih di kawasan Afrika yang menjadi pusat penyakit malaria global, kawasan Asia Pasifik tidak boleh mengabaikan perannya dalam mengeliminasi penyakit ini secara regional.
Dalam acara tersebut, SBY mengungkapkan bahwa salah satu tugas utamanya adalah mendukung para pemimpin di ASEAN dan kawasan Asia Pasifik agar mampu mempercepat program eliminasi malaria. Ia juga berbagi pengalaman dari Indonesia dalam menghadapi malaria dan penyakit menular lainnya, yang diharapkan dapat menjadi inspirasi serta strategi efektif di tingkat regional.
Selain itu, SBY menjelaskan bahwa End Malaria Council menargetkan untuk memusnahkan malaria dalam lima tahun ke depan. Target ini semakin mendesak mengingat kawasan Afrika menjadi tantangan terbesar dalam pengendalian dan eliminasi malaria secara global. Oleh karena itu, koordinasi dan komitmen dari seluruh negara di Asia Pasifik sangat penting agar target eliminasi malaria 2030 dapat tercapai secara bersama-sama.
Upaya kolaboratif ini diharapkan mampu mempercepat penanggulangan malaria dan meningkatkan kesadaran nasional maupun internasional akan pentingnya pengendalian penyakit menular ini, sehingga masyarakat di kawasan Asia Pasifik dapat hidup sehat dan produktif tanpa ancaman penyakit malaria.