
Menhut Dukungan Penyusunan Dokumen Iklim Second NDC yang Realistis dan Berkelanjutan
Dalam upaya mendukung pengendalian perubahan iklim global, Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menegaskan pentingnya penyusunan dokumen iklim Second Nationally Determined Contribution (NDC) yang realistis dan feasible. Penyusunan dokumen ini menjadi bagian dari komitmen Indonesia dalam menghadapi krisis iklim yang semakin kompleks dan mendesak.
Menhut Raja Juli Antoni menyatakan bahwa target yang terlalu ambisius tanpa dasar kesiapan yang memadai bisa menjadi boomerang bagi diplomasi iklim Indonesia. Ia menegaskan bahwa Indonesia harus mampu menampilkan dokumen iklim yang kredibel dan dapat diimplementasikan secara nyata, sehingga kepercayaan internasional terhadap kemampuan Indonesia dalam mengatasi masalah iklim tetap terjaga.
“Kita harus memastikan bahwa target yang kita tetapkan bisa dicapai dan menjadi bukti komitmen nyata Indonesia dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,” ujar Menhut di Jakarta, Selasa (16/6).
Penyusunan dokumen Second NDC ini diharapkan mampu meningkatkan suara Indonesia di forum internasional tentang keberhasilan dan langkah nyata yang telah dilakukan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca serta meningkatkan ketahanan iklim nasional. Dokumen ini tidak hanya bersifat formal tapi harus mencerminkan langkah strategis yang feasible dan sesuai dengan kapasitas negara, sehingga dapat diimplementasikan secara efektif.
Selain itu, Menhut menghargai kerja keras tim penyusun yang dipimpin oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq. Mereka telah bekerja keras menyusun draft dokumen Second NDC yang mencerminkan komitmen Indonesia terhadap pengendalian perubahan iklim sesuai prinsip keadilan dan keberlanjutan. Dalam konteks ini, penyusunan dokumen secara teknis dan inklusif menjadi kunci utama agar dokumen tersebut dapat dieksekusi dan dipertanggungjawabkan ke depannya.
Menhut menegaskan bahwa Indonesia sebagai bagian dari komunitas internasional memiliki tanggung jawab moral dan diplomatik untuk berkontribusi dalam mengatasi krisis iklim global. Dokumentasi dan langkah nyata yang diambil harus sesuai dengan kemampuan dan kondisi nasional, agar proses pengurangan emisi dan adaptasi iklim berjalan efektif tanpa menimbulkan beban yang tidak realistis.
Dengan penyusunan Second NDC yang realistis dan terukur, Indonesia menunjukkan komitmen serius dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan memperkuat posisi di forum global. Langkah ini diharapkan mampu memperkuat diplomasi iklim Indonesia sekaligus memberi contoh bahwa kebijakan iklim harus bersifat inklusif, realistis, dan dapat diimplementasikan zaman ini.