pkp-lokasi-rumah-subsidi-minimalis-diutamakan-mendekati-tempat-kerja

Lokasi Rumah Subsidi Minimalis di Dekat Tempat Kerja, Solusi Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Dalam upaya meningkatkan akses perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) menekankan pentingnya penempatan rumah subsidi minimalis yang strategis. Menurut Direktur Jenderal Perumahan Perkotaan PKP, Sri Haryati, lokasi rumah subsidi minimalis sebaiknya didirikan secara berdekatan dengan tempat aktivitas kerja masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mendukung mobilitas dan mengurangi beban biaya transportasi warga.

Lokasi rumah subsidi minimalis yang dekat dengan pusat pekerjaan diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta memudahkan akses mereka ke berbagai fasilitas dan layanan. Kunci keberhasilan program ini adalah penempatan yang tepat agar masyarakat dapat lebih efisien dan nyaman dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Selain itu, pembangunan rumah subsidi ini dilakukan oleh pengembang perumahan yang bekerja sama dengan pemerintah, dimana masyarakat dapat mengajukan permohonan sesuai dengan syarat yang berlaku.

Sri Haryati menjelaskan bahwa pengembang akan melakukan kalkulasi terkait biaya pembangunan, seperti harga tanah dan material konstruksi, agar pembangunan rumah subsidi dapat berjalan secara efisien dan terjangkau. Ia menambahkan bahwa pembangunan rumah subsidi tidak hanya terbatas di pusat kota, tetapi juga di wilayah pinggiran Jakarta dan kawasan Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Menurut pengembang, lokasi yang lebih dekat ke pusat pekerjaan dan harga tanah yang bersaing membuka peluang pembangunan rumah subsidi minimalis di kawasan pinggiran.

Sejalan dengan kebijakan ini, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, menyatakan bahwa perubahan luas tanah dan bangunan pada rumah subsidi diharapkan dapat memperluas pasar penjualan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Rumah subsidi ini sendiri dirancang dengan ukuran minimal luas tanah 25 meter persegi yang cocok untuk wilayah perkotaan, khususnya bagi pekerja yang membutuhkan hunian terjangkau dan praktis.

Pemanfaatan lokasi strategis dan pengembangan rumah subsidi minimalis yang layak di wilayah pinggiran Jakarta dan Bodetabek diharapkan dapat meningkatkan kualitas perumahan masyarakat berpenghasilan rendah serta mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor pembangunan perumahan. Pendekatan ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam menyediakan hunian murah yang dekat dan memudahkan akses ke tempat kerja, sehingga masyarakat dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan produktif.